" Maju lagi mas, saya di asrama hijau, lantai dua, kamar 14, langsung ke atas ya mas"
Aku tidak tahu bagaimana orang lain menyikapi ini. Saya pribadi, terbawa emosi. Sudah slow respon, titik tidak sesuai aplikasi, terus harus dibawakan lagi sampai di depan kamar, di lantai 2 lagi.
Dalam hati, mager betul ini orang. Sudah slow respon. Benar-benar tidak ada pengertian sama sekali. seharusnya kalau sudah berbuat salah begitu, disadari lah, minta maaf atau apa begitu. Paling tidak, segera turun  ke bawa dan sambut driver supaya lebih cepat. Karena biar bagaimanapun para driver juga kejar target supaya bisa beli susu anak.
Sebetul tidak menjadi masalah kalau mengantar pesanan sampai di depan kamar. Tapi kalau sudah slow respon dan dibiarkan menunggu lama, rasanya kayak ada pahit-pahitnya begitu.
Karena sudah korban perasaan jadi aku cari cara bagaimana pelanggan ini agar tidak mager dan segera ambil pesanan di bawah.
Jadi aku coba chat, "kaka punya uang pas nggak? Soalnya aku tidak punya uang kecil, kebetulan tadi baru keluar ini". Ternyata sesuai harapan, ia tidak memiliki uang pas. Mau tidak mau ia harus turun ke bawa dan menukarkan uangnya di warung terdekat.
Setidaknya perasaanku sudah terbalaskan. Harapan yang terpenuhi, rasanya seperti habis menang judi 5 juta.
Saya hanya ingin katakan bahwa sebagai manusia seharusnya bisa saling mengerti. Saling menghargai satu sama lain. Jangan karena suatu masalah yang membuatmu menjadi mager lantas kemudian dilampiaskan kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H