Mohon tunggu...
Hazal
Hazal Mohon Tunggu... Guru - Peneliti Karya Sastra

Anak sholeh kelahiran '96. Asal kota Raha kabupaten Muna. Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gentrifikasi: Inilah yang Terjadi Ketika Orang Kota Pindah ke Desa

17 September 2023   12:40 Diperbarui: 17 September 2023   12:49 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika orang desa berbondong-bondong pergi ke kota dengan alasan pergi belajar, mencari pekerjaan, ataupun berusaha untuk menetap di kota. Sedangkan orang kota justru berharap masuk desa. Bukankah ini sesuatu yang menarik untuk diamati terkait dengan alasan yang mendasari keduanya untuk pindah?

Ketika berbicara tentang suasana, tentu saja desa jauh lebih menyenangkan karena jauh dari kebisingan. Udara lebih segar, aman dari polusi seperti yang terjadi di kota. Alasan paling umum mengapa anak desa meninggalkan kampungnya adalah mereka kesulitan mencari pekerjaan di desa. Putaran ekonomi sangat sulit.

Orang desa yang di gunung sumber mata pencahariannya adalah berkebun sedangkan yang tinggal di dekat laut mereka menjadi sebagai seorang nelayan. Sebagai anak desa, pekerjaan demikian tampak membosankan dan tidak begitu menarik di mata mereka.

Alasan demikianlah sehingga mereka meninggalkan desa dan merantau di kota. Tapi sebetulnya apabila dilihat dari sisi lain, desa sebetulnya menjadi tempat terbaik untuk melakukan investasi.

Bukankah betapa banyak lahan kosong disana. Mereka hanya sibuk berkebun seperti menanam sayur, jagung, dan kacang. Tanpa berpikir melakukan investasi yang sangat potensial. Penyebab utamanya adalah ilmu mereka yang masih kurang sehingga tidak sampai pemikiran untuk melakukan investasi.

Padahal apabila mereka menyadari peluang besar yang ada di desanya, tentu saja mereka akan membuat perubahan besar. Sebagai contoh andai saja mereka memanfaatkan lahan kosong yang sudah terbukti kesuburannya dengan menanam jati, menanam jambu, dan tanaman lainnya tentu saja kesejahteraan mereka bersama anak cucu akan terjamin.

Di bidang peternakan juga sangat menjanjikan peluang besar. Bayangkan bila mereka bekerja sama untuk menggarap lahan kosong dan menanam rumput yang bisa dimakan oleh hewan seperti kambing dan sapi. Mereka hanya perlu menyiapkan lahan 3 hektar sebagai tempat pengembalaan sapi dan kambing tentu saja ini akan menjadi investasi terbaik. Spesifiknya terkait wilayah adalah wilayah kabupaten Muna.

Hanya saja mereka tidak menyadari hal itu. Mereka justru rela menjadi kuli bangunan daripada melakukan investasi di desanya. Sebetulnya ini sangat menyedihkan. Seharusnya pemerintah juga berperan untuk memberikan kesadaran kepada mereka demi kemajuan bersama.

Selanjutnya adalah orang kota. Apa yang terjadi ketika orang kota tinggal di desa?

Tentu saja mereka akan membuat perubahan besar. Kita tahu bahwa orang kota memiliki informasi yang lebih banyak, terutama lebih peka terhadap peluang-peluang terbaik yang bisa dilakukan. Mereka juga lebih paham bagaimana memasarkan barang dengan baik. Walaupun tidak semua bisa memahami itu tapi apabila dibandingkan dengan orang desa, mereka jauh lebih luas wawasannya.

Tapi yang akan di bahas adalah orang kota yang memiliki ilmu yang pindah di desa. Aku bisa pastikan bahwa dalam waktu beberapa tahun mereka akan melakukan perubahan besar. Aku percaya bahwa mereka bisa memanfaatkan lahan kosong yang ada di kampung-kampung untuk menanam sesuatu yang nantinya bisa di pasarkan di tingkat nasional ataupun internasional.

Tapi apabila orang kota yang masuk desa hanya dengan tujuan menghindari kebisingan atau polusi udara. Maka ini tidak akan memberi nilai lebih untuk kemajuan desa. Pada akhirnya mereka juga akan kalah dengan keadaan. Ya! Bisa saja mereka tidak akan nyaman tinggal di desa dan kembali lagi ke kota.

Semua perubahan itu tergantung dari tujuan individunya mengapa ia harus pindah ke desa. Sekali lagi semua tergantung dari pola pikir orang yang pindah tersebut. Demikian dan semoga informasi ini sedikit menambah wawasan untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun