Mungkin saja cinta akan tumbuh lagi bersama orang baru tapi tetap saja itu membutuhkan waktu lama. Kalaupun ada, tetap saja ada sosok yang merasa sedih di balik itu semua yaitu kesedihan seorang anak karena tidak dibesarkan di keluarga yang penuh kedamaian.
Betapa sakitnya perceraian itu. Layaknya seperti tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan. Hari-hari penuh dengan air mata. Mesti membentuk kebiasaan baru lagi.
Seorang suami mesti membiasakan diri makan tanpa istri. Tidak ada lagi tempat bermanja seperti dulu. Bila dulu ketika pulang kerja, makanan sudah disiapkan di atas meja. Sekarang mesti membiasakan diri untuk tidak lagi berharap demikian.
Tak ada lagi yang bisa dilukiskan. Semua teramat menyakitkan. Bagi kamu yang hari ini masih memiliki keluarga yang bahagia. Jagalah, sebab itu adalah harta yang paling berharga. Terkadang penyesalan terjadi setelah kehilangan.
Tetaplah saling mendukung, sebesar apapun masalah yang ada tapi apabila dihadapi dengan kesabaran, pada akhirnya semua akan berakhir dengan keindahan dan kebahagiaan. Anak pun akan tumbuh besar dengan penuh kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H