Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Penggunaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi sangat ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frase, atau klausa.
Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua bagian, yaitu subjek dan predikat. Subjek sebagai bagian yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat dijelaskan maknanya oleh predikat.
- Bagian-bagian Kalimat
      Ada banyak bagian-bagian kalimat, tapi ada dua yang merupakan inti dari kalimat, yaitu subjek dan predikat.
- Subjek dan Predikat
Setiap kalimat sebagai bentuk pernyataan pikiran mempunyai subjek dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersurat maupun yang dinyatakan secara tersirat. Subjek sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat.
Contoh : Â Â Mobil itu berhenti (mobil itu : subjek, berhenti : predikat)
- Objek dan Keterangan
Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi predikat.
Contoh : Saya Menyelesaikan Tugas Dengan sungguh-Sungguh (tugas : objek, dengan sungguh-sungguh : keterangan)
- Kalimat Tunggal
      Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan. Pola umum kalimat tunggal tersebut juga sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/K, S/P/O/K
Contoh :Â
- Anwar makan bakso (S/P/O)
- Abqori berlari (S/P)
- Ma'ruf belajar dengan tekun (S/P/K)
- Syukron menjawab soal dengan teliti (S/P/O/K)
- Kalimat Majmuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan.
Kalimat majemuk setara memiliki pola kalimat yang khas, yaitu S + P + Keterangan + Konjungsi + S + P + Keterangan.
Contoh : Kerusakan jalan terjadi semakin cepat karena jalan terbebani melebihi kapasitasnya.
Â
- Kalimat Majmuk Bertingkat
      Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan).
Contoh :Hidupnya hancur berantakan seolah-olah dunia sudah kiamat
Sejak kematian kedua orang tuanya, seakan-akan hidupnya telah terengut dari dunia ini
- Jenis Konjungsi
      Konjungsi atau kata penghubung dalam Bahasa Indonesia terdiri atas konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang terletak di tengah kalimat, dan konjungsi antarkalimat,
yaitu konjungsi yang terletak di awal kalimat.
Contoh :
- Konjungsi Intrakalimat yang di dahului koma
- ..., padahal ...
- ..., sedangkan...
- ..., yaitu ...
- Konjungsi Intrakalimat yang tidak di dahului koma
- ... agar/ supaya ...
- ... sehingga ...
- ... maka ...
- Konjungsi antarkalimat
- Akan tetapi,...
- Dengan demikian,...
- Selain itu,...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H