Mohon tunggu...
Rayasyah Fajar
Rayasyah Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional

mendengar, mendengar, mendengar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perihal Qanaah dalam The Psychology of Money dan Islam

19 Agustus 2023   06:40 Diperbarui: 19 Agustus 2023   07:08 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Psychology of Money merupakan buku finansial dengan pendekatan psikologis karya Morgan Housel yang membeberkan 19 cerita pendek yang memberikan pelajaran kepada para pembacanya untuk memiliki pandangan yang baru terhadap kekayaan dan bagaimana kita menghadapinya. Dibentuk dengan kemasan yang sangat sederhana dan langsung ke inti, Housel tidak ingin bertele-tele dalam menjelaskan poin-poin yang ia sampaikan sehingga hal tersebut dapat dengan mudah dicerna oleh semua orang, bahkan bagi mereka yang sama sekali tidak paham akan literasi finansial yang kompleks. Artikel ini sebenarnya tidak akan membahas buku Housel secara keseluruhan. Penulis merasa sangat tertarik dengan pembahasan bab ke-4 buku ini yang berjudul Never Enough yang menelurusi sifat cukup dalam kapitalisme modern. Di sisi lain, sifat yang dibahas oleh Housel ini pun pada dasarnya sudah diajarkan 1400 tahun yang lalu melalui agama Islam. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menarik korelasi yang terdapat di antara bagaimana Housel membahas sifat cukup di era kapitalisme modern melalui kacamata ekonomi dan bagaimana Islam memaknai cukup (qanaah) secara religius.

Housel membuka bab ke-4 dengan cerita pendek bagaimana Kurt Vonnegut, seorang novelis, mengatakan kepada temannya Joseph Heller yang juga merupakan seorang novelis bahwa seorang manajer hedge fund mendapatkan tambahan kekayaan harta yang kuantitasnya jauh melebihi dari pendapatan yang Heller dapatkan dari novelnya yang paling laku hanya dalam waktu satu hari. Heller kemudian menjawab bahwa ia memiliki satu hal yang manajer tersebut tidak punya, yaitu rasa cukup. Housel kemudian memberikan penjelasan yang mudah untuk dicerna mengenai bagaimana sifat merasa cukup harus dimiliki oleh setiap orang yang tidak ingin kehilangan harta yang mereka miliki di era kapitalisme modern. Housel berpendapat bahwa tidak memiliki sifat merasa cukup hanya akan membawa malapetaka yang pada akhirnya mengurangi jumlah harta yang dimiliki. Seperti yang dikatakan oleh Housel, tidak ada alasan untuk mempertahankan apa yang kita miliki dan butuhkan untuk apa yang tidak kita miliki dan tidak butuhkan.

Beberapa orang berpendapat bahwa merasa cukup memiliki konotasi yang negatif karena kerap disamakan dengan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Namun, Housel berpendapat sebaliknya. Menurutnya, merasa cukup merupakan bentuk kesadaran bahwa nafsu yang tidak mampu terpuaskan untuk selalu lebih akan mendorong kita ke dalam titik penyesalan karena ketidakmampuan kita untuk menyangkal potensi uang yang kemungkinan akan datang akan memberikan bencana kepada anda di titik akhir. Lagipula, menurut Housel, ada beberapa hal yang tidak pernah layak untuk dipertaruhkan walaupun dengan potensi keuntungan yang melimpah, seperti kebebasan, keluarga, teman, kebahagiaan, dan masih banyak lagi.

Melihat nasihat dari Housel tentang kekayaan dan bagaimana kita harus merasa cukup atas apa yang telah kita miliki karena hanya dengan seperti itu kita mampu terus bertahan, penulis pun secara sekilas teringat kepada salah satu sifat yang diajarkan agama Islam, yaitu qanaah. Quraish Shihab dalam tayangan di kanal Youtube Obat Hati menjelaskan qanaah sebagai perilaku puas hati. Penjelasan tersebut juga sekaligus menegaskan pendapat Imam Al-Qusyairi bahwa qanaah sama dengan sikap kerelaan hati dalam menerima pemberian Allah SWT. Artinya, qanaah merupakan sikap mulia di mana seseorang mensyukuri segala hal yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan merasa cukup atas kepemilikannya terhadap dunia. Melalui qanaah, seseorang tidak akan merasakan kekurangan terlepas dari status kekayaan yang ia miliki. Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW bersabda bahwa qanaah merupakan gudang kekayaan yang tidak akan sirna.

عن جابر بن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم القناعة كنزُ لا يفنى
Artinya, "Dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Qanaah itu gudang kekayaan yang tidak akan sirna," (Abul Qasim Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, [Kairo, Darus Salam: 2010], 90).

Tidak hanya itu saja, Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa orang yang qanaah akan menjadi orang yang paling bersyukur di dunia.

عن أبي هريرة، رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كن ورعاً تكن أعبد الناس، وكن قنعاً تكن أشكر الناس؛

Artinya, "Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Jadilah kamu orang yang wara, niscaya kamu menjadi hamba Allah yang paling taat. Jadilah kamu orang yang qanaah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bersyukur," (Al-Qusyairi, 2010: 90)

Ketika Housel memberikan nasihat untuk selalu merasa cukup dalam kaitannya dengan hal-hal yang berbau materialistis seperti kekayaan material layaknya harta dunia pada umumnya, misalnya uang dan saham, Islam di sisi lain mengajarkan bahwa kecukupan duniawi tidak hanya mencakup pada apa yang terlihat secara kasat mata. Kecukupan duniawi dalam Islam juga mencakupi spiritualitas.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ »

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun