Mohon tunggu...
Mohammad Kanzul Fathon
Mohammad Kanzul Fathon Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

Hobi : Suka menulis apa saja,Travelling,Tennis,Badminton,Suka Tantangan,Suka Hal Baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Guru/Ustadz dalam Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik/Santri

3 Maret 2024   16:13 Diperbarui: 3 Maret 2024   16:24 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayasan Pendidikan Al-Mahmud Bacem Ponggok Blitar menggelar kegiatan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada Sabtu,2 Maret 2024. Kegiatan melibatkan seluruh guru/ustadz dan tenaga kependidikan di semua lembaga dibawah naungan YPI Al-Mahmud. Total peserta kegiatan berjumlah 130 orang dari lembaga Paud-RA,MI,MTs dan pondok pesantren.

Pembinaan menjadi bagian strategi dalam rangka menjaga mutu lembaga pendidikan. Saat ini YPI Al-Mahmud Bacem milik H.Mahmudi,Bchk ini telah mendapat kepercayaan masyarakat yang sangat baik. Dalam kurun waktu 10 tahun telah mencatatkan jumlah siswa/santrinya lebih dari 2000 anak yang tersebar pada lembaga Paud-RA,MI,MTs dan pondok pesantren.

Program pembinaan merupakan program kerja rutin yang telah dirumuskan oleh pengurus YPI. Pembinaan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Ada yang bulanan, tiap semester dan tahunan.

Yang bersifat bulanan berupa pendalaman spiritual melalui pengajian kitab kuning oleh Dewan Pembina. Penguatan motivasi dan penambahan wawasan keilmuan agama diberikan. Sebagai lembaga pendidikan bercirikan keagamaan Islam perlu terus dilakukan "nutrisi" ilmu agama sebagai dasar penanaman pendidikan karakter bagi siswa/santri.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Pembinaan tiap semester diberikan oleh ketua YPI Al-Mahmud bersama pengurus yang lain. Fokus pembinaan terkait penguatan tusi guru dan tenaga kependidikan. Disamping itu juga menyampaikan materi sebagai evaluasi atas permasalahan yang muncul.  

Sedangkan pembinaan tahunan dilakukan dengan mendatangkan narasumber dari eksternal. Kali ini pengurus mendatangkan pembicara seorang guru besar dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr.H.Ahmad Tanzeh,M.Pd.I. Tema yang dibahas adalah peran strategis guru/ustadz dalam penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik/santri.

Menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan tentang tugas Guru adalah tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.

Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Selain berkewajiban mencerdaskan bangsa juga membawa misi membangun mental dan moral anak bangsa. Oleh karena itu seorang guru diharuskan memiliki 5 kompetensi berikut :

  1. Kompetensi Paedagogik
  2. Kompetensi Kepribadian
  3. Kompetensi Sosial
  4. Kompetensi Profesional
  5. Kompetensi Kepemimpinan

Dalam proses pendidikan karakter guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak yang selalu bersentuhan dengan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan sosok yang dapat mempengaruhi proses pembentukan karkater,sifat, watak dan jiwa para peserta didik. Guru mempunyai kemampuan untuk membangun dan membentuk kepribadian peserta didik agar bisa menjadi seorang yang berkarakter.

Pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seorang siswa memahami, peduli, serta bertindak sesuai dengan dasar-dasar nilai etis. Segala usaha yang dilakukan oleh para pendidik dan dengan bantuan dari orang tua atau wali murid dalam menjalankan sebuah proses perubahan sifat, watak, kejiwaan, akhlak, serta budi pekerti dari seorang atau sekelompok orang agar menjadi manusia yang seutuhnya.

Adapun fungsi dan tujuan pendidikan karakter yaitu :

  • Mengembangkan potensi emosional siswa sebagai seorang manusia, serta warga negara yang lebih berbudaya dan berkarakter bangsa.
  • Mengembangkan kebiasaan baik dan perilaku terpuji para siswa.
  • Menanamkan semangat kepemimpinan serta tanggung jawab.
  • Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan nasionalis.
  • Mengembangkan lingkungan hidup sekolah menjadi lingkungan belajar yang aman, jujur, kreatif, dan bersahabat dengan rasa kebangsaan yang tinggi.

Peran Guru Secara Praktis Dalam Penguatan Pendidikan Karakter

1. Peran Guru sebagai Teladan.

Salah satu peran guru dalam pendidikan karakter peserta didik yaitu sebagai teladan.

 2.  Peran Guru sebagai Inspirator.

Peran guru sebagai inspirator yaitu seorang guru harus membangkitkan semangat  untuk maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki guna meraih prestasi yang spektakuler bagi dirinya dan masyarakat.

 3.  Peran Guru sebagai Motivator.

Pada saat pembelajaran guru senantiasa memberikan motivasi dan juga memberikan reward pada peserta didik yang sudah mencapai target tertentu.

 4.  Peran Guru sebagai Dinamisator

Peran guru sebagai dinamisator adalah salah satunya sebagai penggerak perubahan dan penggerak bakat peserta didik.

 5.  Peran Guru Sebagai Evaluator

Guru harus mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter, selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan dan agenda yang direncanakan.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Terdapat begitu banyak nilai-nilai karakter yang bisa digali dan dikembangkan dalam kehidupan sehar-hari. Nilai-nilai tersebut bersumber dari Pancasila, agama, budaya, serta dari tujuan pendidikan nasional : religius,jujur,toleransi,sopan santun,patuh,setia kawan,disiplin,kerja keras,mandiri, kreatif, demokratis,rasa ingin tahu,semangat kebangsaan,menghargai prestasi,bersahabat/ berkomunikasi,cinta damai,suka membaca,peduli lingkungan,peduli Masyarakat dan tanggung jawab dan lain-lain.

Dalam proses penanaman pendidikan karakter seorang guru dapat melaksanakan melalui tiga pendekatan yaitu :

  • Pendekatan rasional yang bermakna pendidik dituntut dapat menjelaskan sisi-sisi ajaran kebaikan secara logis dan rasional. Logis berarti jelas sebab akibatnya, serta rasional yang berarti mudah dipahami akal sehat dan dapat direalisasikan.
  • Pendekatan filosofis yeng bermakna pendidik harus bisa menjelaskan inti atau hikmah dari suatu kebaikan atau moral yang dilakukan oleh peserta didik
  • Pendekatan emosional yang bermakna pendidik harus dapat menggugah perasaan atau emosi dari peserta didik dalam rangka meyakini, memahami, serta menghayati kebaikan atau moral yang ia lakukan. Biasanya dilakukan dengan metode ceramah.

Guru adalah profesi yang sangat mulia, tanpa guru tidak akan ada sarjana,professor,pejabat,ustadz, dan lain sebagainya. Bahkan ada ungkapan seandainya tidak ada guru pastilah aku tak akan mengenal Tuhanku. Maka sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru benar-benar harus lebih mampu menjaga ucapan dan tindakan. Hal ini karena peserta didik/santri akan menjadikan sosok guru sebagai panutan dan sumber inspirasi.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun