Mohon tunggu...
Mohammad Kanzul Fathon
Mohammad Kanzul Fathon Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

Hobi : Suka menulis apa saja,Travelling,Tennis,Badminton,Suka Tantangan,Suka Hal Baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Guru/Ustadz dalam Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik/Santri

3 Maret 2024   16:13 Diperbarui: 3 Maret 2024   16:24 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru harus mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter, selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan dan agenda yang direncanakan.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Terdapat begitu banyak nilai-nilai karakter yang bisa digali dan dikembangkan dalam kehidupan sehar-hari. Nilai-nilai tersebut bersumber dari Pancasila, agama, budaya, serta dari tujuan pendidikan nasional : religius,jujur,toleransi,sopan santun,patuh,setia kawan,disiplin,kerja keras,mandiri, kreatif, demokratis,rasa ingin tahu,semangat kebangsaan,menghargai prestasi,bersahabat/ berkomunikasi,cinta damai,suka membaca,peduli lingkungan,peduli Masyarakat dan tanggung jawab dan lain-lain.

Dalam proses penanaman pendidikan karakter seorang guru dapat melaksanakan melalui tiga pendekatan yaitu :

  • Pendekatan rasional yang bermakna pendidik dituntut dapat menjelaskan sisi-sisi ajaran kebaikan secara logis dan rasional. Logis berarti jelas sebab akibatnya, serta rasional yang berarti mudah dipahami akal sehat dan dapat direalisasikan.
  • Pendekatan filosofis yeng bermakna pendidik harus bisa menjelaskan inti atau hikmah dari suatu kebaikan atau moral yang dilakukan oleh peserta didik
  • Pendekatan emosional yang bermakna pendidik harus dapat menggugah perasaan atau emosi dari peserta didik dalam rangka meyakini, memahami, serta menghayati kebaikan atau moral yang ia lakukan. Biasanya dilakukan dengan metode ceramah.

Guru adalah profesi yang sangat mulia, tanpa guru tidak akan ada sarjana,professor,pejabat,ustadz, dan lain sebagainya. Bahkan ada ungkapan seandainya tidak ada guru pastilah aku tak akan mengenal Tuhanku. Maka sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru benar-benar harus lebih mampu menjaga ucapan dan tindakan. Hal ini karena peserta didik/santri akan menjadikan sosok guru sebagai panutan dan sumber inspirasi.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun