Guru harus mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter, selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan dan agenda yang direncanakan.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Terdapat begitu banyak nilai-nilai karakter yang bisa digali dan dikembangkan dalam kehidupan sehar-hari. Nilai-nilai tersebut bersumber dari Pancasila, agama, budaya, serta dari tujuan pendidikan nasional : religius,jujur,toleransi,sopan santun,patuh,setia kawan,disiplin,kerja keras,mandiri, kreatif, demokratis,rasa ingin tahu,semangat kebangsaan,menghargai prestasi,bersahabat/ berkomunikasi,cinta damai,suka membaca,peduli lingkungan,peduli Masyarakat dan tanggung jawab dan lain-lain.
Dalam proses penanaman pendidikan karakter seorang guru dapat melaksanakan melalui tiga pendekatan yaitu :
- Pendekatan rasional yang bermakna pendidik dituntut dapat menjelaskan sisi-sisi ajaran kebaikan secara logis dan rasional. Logis berarti jelas sebab akibatnya, serta rasional yang berarti mudah dipahami akal sehat dan dapat direalisasikan.
- Pendekatan filosofis yeng bermakna pendidik harus bisa menjelaskan inti atau hikmah dari suatu kebaikan atau moral yang dilakukan oleh peserta didik
- Pendekatan emosional yang bermakna pendidik harus dapat menggugah perasaan atau emosi dari peserta didik dalam rangka meyakini, memahami, serta menghayati kebaikan atau moral yang ia lakukan. Biasanya dilakukan dengan metode ceramah.
Guru adalah profesi yang sangat mulia, tanpa guru tidak akan ada sarjana,professor,pejabat,ustadz, dan lain sebagainya. Bahkan ada ungkapan seandainya tidak ada guru pastilah aku tak akan mengenal Tuhanku. Maka sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru benar-benar harus lebih mampu menjaga ucapan dan tindakan. Hal ini karena peserta didik/santri akan menjadikan sosok guru sebagai panutan dan sumber inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H