Mohon tunggu...
Mohammad Kanzul Fathon
Mohammad Kanzul Fathon Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

Hobi : Suka menulis apa saja,Travelling,Tennis,Badminton,Suka Tantangan,Suka Hal Baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rumah Belajar Al-Qur'an (RBQ),Inovasi Program Pengembangan Pembelajaran Al Qur'an

24 Desember 2023   10:22 Diperbarui: 24 Desember 2023   10:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Qur'an merupakan kalam Ilahi yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril. Al Qur'an menjadi kitab suci keempat sekaligus terakhir yang berisi petunjuk dan sumber pokok ajaran agama Islam. Al-Qura'nul Karim membenarkan dan menjadi penyempurna terhadap kitab - kitab sebelumnya.  Disamping itu keberadaan kitab suci umat Islam  ini  memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam Islam, yakni sebagai way of life  ( pandangan hidup ) dan  juga menjadi minhajul hayat (pedoman hidup ) umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT. : Q.S. Yunus [10]: 57. :

"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman".

Al-Qur'an  sarat dengan dalil yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, meliputi ibadah, muamalah ,hukum pernikahan, pidana, perdata, sosial, akhlak, pendidikan, ilmu pengetahuan , dan lain sebagainya bahkan bisa menjadi obat. Menurut Quraish Shihab gambaran  tentang empat fungsi Al-Qur'an bagaikan jiwa manusia dalam kaitannya dengan kehadiran Al-Qur'an. Diilustrasikan seperti orang yang sedang sakit. Seorang dokter pasti akan memberikan peringatan tentang sebab akibat munculnya penyakit lalu memberinya obat untuk kesembuhannya. Serta memberi petunjuk melakukan hal-hal baik yang harus dilakukan dan menghindari perilaku atau apapun yang berpotensi mengarah pada keburukan  agar bisa hidup sehat dan tidak sakit lagi. Jika orang yang sakit memenuhi tuntunan sang dokter dan bisa hidup sehat, maka itu rahmat yang besar. (Al-Mishbah: vol.5, hlm. 440). Senada dengan Quraish Shihab, Fakhruddin ar-Razi dalam tafsir Mafatih al-Ghaib menafsirkan ayat ini ke dalam empat sifat (fungsi),yakni mau'izah hasanah (pengajaran) dari Allah,  obat bagi hati, petunjuk, dan sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin. (Mafatih al-Ghaib, juz.17, hlm. 121).

 Berpijak pada hal tersebut diatas sudah seharusnya umat Islam menjadikannya sebagai navigasi dalam berinteraksi dan menjalani proses kehidupan. Selain  itu Al-Qur'an juga bisa menjadi solusi dan menjawab atas pertanyaan dan problematika yang muncul. Terlepas dari itu semua ada satu keistimewaan   yang luar biasa,  bahwa membaca Al-Qur'an bernilai ibadah dan akan mendapat kebaikan/pahala. Pahala keutamaan membaca Al-Quran tidak didasarkan pada banyaknya halaman yang kita baca, namun didasarkan pada setiap huruf yang kita lafalkan. Ini selaras dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi dari sahabat Abdullah ibn Masud radiyallahu anhu, bahwa Rasulullah bersabda: 

"Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf."

Al-Qur'an diturunkan di kota Mekkah menggunakan Bahasa Arab. Hal ini tentu tidak mudah bagi umat Islam di luar Arab termasuk Indonesia. Pada awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia tantangan ini dijawab dengan munculnya lembaga pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua tempat belajar agama Islam termasuk pengajaran Al-Qur'an. Dalam perkembangannya pada era 1990 an muncul lembaga Pendidikan Al Qur'an yang kemudian lebih familiar dengan sebutan Taman Pendidikan Al-Qur'an ( TPQ).  TPQ muncul dengan platform yang secara spesifik lebih memfokuskan pada pengajaran Al-Qur'an bagi anak-anak usia sekolah, meski tidak mengabaikan kurikulum yang lain. Mengusung metode cepat, mudah dan praktis membaca Al-Qur'an kehadiran TPQ berhasil memikat masyarakat. Menjamurnya lembaga TPQ di sejumlah daerah dengan ribuan santri mengindikasikan betapa umat Islam sesungguhnya sangat mencintai Al-Qur'an.

 Keberadaan lembaga Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dalam memberikan pembelajaran Al-Qur'an  pada anak-anak sangat dirasakan manfaatnya. Anak-anak usia TK sampai SD sangat fasih dan mahir membaca Al-Qur'an. Namun faktanya disisi lain masih terdapat sejumlah umat Islam pada tataran usia dewasa yang kurang lancar bahkan sama sekali buta aksara. Bisa jadi akan dijumpai orangtuanya tidak bisa membaca Al-Qur'an namun anak-anaknya yang masih kecil justeru sudah pandai dan fasih baca Al-Qur'an.  Hal ini tentu ironis sekali, apalagi mengingat populasi umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas. Fenomena ini yang disambut oleh Kantor Kementerian Agama Kota Blitar melalui penyuluh agama Islam merancang inovasi program pembelajaran Al-Qur'an dengan mendirikan Rumah Belajar Al-Qur'an ( RBQ).Tujuannya untuk memberikan  bimbingan pembelajaran Al-Qur'an khususnya bagi masyarakat umum. Bisa dikatakan RBQ merupakan TPQ versi dewasa.

Sejarah awal mula berdirinya Rumah Belajar Al-Qur'an (RBQ)  dimulai pada kisaran maret 2021. Inisiator pertama adalah Khoirul Bariyah salah seorang penyuluh agama Islam honorer pada Kantor Kementerian Agama Kota Blitar. Embrionya berawal  dari satu tempat di dusun Badut Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Sesuai dengan namanya proses kegiatan belajar Al-Qur'an tidak dilaksanakan di masjid, musholla atau lembaga pendidikan namun di salah satu rumah warga sesuai kesepakatan bersama.   Pada masa awal berdirinya peserta hanya berjumlah 6 orang. Segmentasi utamanya adalah  masyarakat  muslim umum dari berbagai latar belakang profesi,pendidikan,status ekonomi dan usia yang beragam. Mulai dari  remaja putri dewasa usia 18 tahun keatas, para ibu muda  sampai lansia. RBQ yang pertama  diberi nama RBQ Hasanah 1.   

Seiring berjalannya waktu dengan kegigihannya  gaung RBQ makin didengar dan diminati masyarakat. Animo masyarakat untuk belajar membaca Al-Qur'an makin meningkat. Permintaan untuk mendirikan RBQ di tempat lain bermunculan dengan alasan jarak tempuh.  Dalam kurun waktu hampir 3 tahun berjalan telah mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan. Berkat kerjasama antar penyuluh yang lain saat ini  sudah berdiri 12 RBQ Hasanah dan 7 RBQ  lain yang tersebar di 3 kecamatan dengan  total anggota sekitar 400 orang. Peminatnya juga sudah mulai merambah kaum pria meskipun masih dalam jumlah yang belum terlalu banyak. Hal ini menunjukkan trend positif akan  kesadaran umat Islam untuk  belajar dan memperdalam kitab sucinya meningkat.

Proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan 5 kali pertemuan dalam satu minggu tiap pertemuan  berdurasi waktu 120 menit.Metode yang digunakan adalah metode Jibril, yang mana guru memberi contoh bacaan lalu ditirukan santri secara berulang-ulang. Sedangkan model pembelajaran dibagi dalam 2 jenjang. Jenjang pertama diajarkan materi dari jilid 1 dan berakhir sampai jilid 6 ditandai dengan wisuda.Jenjang kedua materi pembelajaran baca Al-Qur'an.Semangat memperdalam Al-Qur'an tanpa mengenal usia menunjukkan betapa umat Islam semakin hari semakin tumbuh kecintaannya terhadap kita sucinya.Diharapkan ke depannya agar tidak berhenti sampai disini namun lebih giat lagi mempelajari Al-Qur'an dengan meningkatkan ke arah pemahaman maknanya.Sebisa mungkin diistiqomahkan untuk membacanya setiap hari meski hanya satu lembar berikut artinya.

Kedudukan RBQ  kini semakin kuat setelah mendapatkan legal formal berupa Surat Keputusan (SK) dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Blitar.  H.Muslih,S,Pd.,M.A. penyuluh agama Islam selaku Direktur RBQ menyampaikan ungkapan syukur  yang tak terhingga atas capaian  hasil dari program tersebut. Bahkan saat ini materi RBQ   dikembangkan lebih luas, dimana pada setiap 1 bulan sekali diberikan pengayaan terkait  wawasan fiqh meliputi sholat, toharoh dan lain-lain. Keberhasilan program unggulan ini  tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan semua pihak. Semoga Kota Blitar terbebas dari buta  Al-Qur'an dan menjadi masyarakat Qur'ani yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari bagian dari turut serta  mewujudkan misi Kota Blitar yang KEREN (Keberagaman,Religius dan Nasionalis).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun