Mohon tunggu...
Haykal DanditoSiswanto
Haykal DanditoSiswanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

International Relations , Sriwijaya University

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peran Indonesia sebagai Kekuatan Penyeimbang Menghadapi Isu Terrorisme dalam Isu Keamanan Internasional

18 Maret 2020   01:47 Diperbarui: 18 Maret 2020   01:52 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TERRORISME INTERNASIONAL

Menjadi kepentingan nasional Indonesia karena terkait dengan stabilitas ekonomi politik dan isu keamanan Nasional.  Tidak hanya bagi Indonesia, terrorisme menjadi isu keamanan global karena dampak yang disebabkan dapat mempengaruhi stabilitas keamanan negara - negara Internasional baik dibidang Ekonomi internasional dan politik Internasional. 

Isu terrorisme kerap kali dikaitkan dengan identitas agama atau konsep ideologi agama atau kepercayaan. Tragedi 9-11 pada tahun 2001 di Amerika menjadikan isu terrorisme yang berdampak secara global, khususnya terhadap umat muslim di dunia yang di nilai dalang dibalik tragedi pengeboman 9-11 adalah kelompok beragama yang menganut konsep ideologi agama Islam. 

Khususnya di Indonesia yang menjadi negara dengan penduduk yang  menganut kepercayaan Islam terbesar di dunia, hal ini sangat memengaruhi stabilitas kehidupan bernegara dan juga menjadi isu keamanan nasional bagi Indonesia. Hal ini juga memengaruhi keharmonisan hubungan terhadap negara-negara Islam.

Akan  tetapi menurut buku "The Routledge Handbook of Security Studies" terrorisme adalah sebagai alat dan strategi dalam menghadapi situasi perang baru atau New Wars. Perang baru atau New Wars adalah transisi dari perang lama atau Old Wars yang berangkat dari konsep keamanan Realisme menuju kepada konsep keamanan Liberalisme dalam menghadapi situasi sistem Internasional yang anarki yang dihadapi saat ini.  

Terrorisme bertujuan untuk mencapai efek psikologis dari kekerasan, yaitu ketakutan yang dalam arti kata sebenarnya adalah "teror". Kedua hal itu akan semakin masif dan efektif menyebar dengan kepadatan liputan media dinegara yang diserang. Tujuan dari penggunaan kekerasan yang strategis itu adalah kerusakan dari sisi sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh ketakutan untuk merusak stabilitas negara. 

Begitu juga menurut (Prof. Kunihiko Miyake, 2020) yang mengatakan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apapun, akan tetapi terrorisme murni berangkat dari kepentingan politik untuk menguasai wilayah tertentu. 

Bagaimana peran Indonesia dalam menghadapi isu terrorisme saat ini dan dampak dari runtuhnya ISIS?  menurut (Prof. Kunihiko Miyake, 2020)  Indonesia memiliki peran yang sangat strategis di kawasan Asia-pasifik, khususnya dalam isu keamanan. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi sebagai kekuatan penyeimbang (Balance of Power) dikawasan Asia-pasifik. 

Menurut Miyake masih banyak yang menyikapi ancaman terrorisme berkaitan dengan isu agama, dan Indonesia memiliki tugas untuk meluruskan pemahaman ini. Terutama sekali Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia harus bisa menjelaskan kepada dunia bahwa terrorisme tidak ada kaitannya sama sekali dengan agama apapun terutama agama Islam. 

Paradigma Liberalisme dalam menjelaskan isu terrorisme sebagai kepentingan politik dan menjadi alat atau strategi dalam menghadapi situasi New Wars, dapat digunakan sebagai pisau analisis dalam peran Indonesia sebagai negara yang menjadi peran penting dalam menghadapi isu terrorisme sebagai isu keamanan internasional dikawasan Asia-pasifik mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan menjadi kekuatan penyeimbang (Balance of Power) di kawasan Asia-Pasifik. 

Menurut Yon Machmudi , Ph.D , Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam SKSG UI mengatakan setuju terhadap apa yang di katakan Miyake, bahwa isu terrorisme tidak ada kaitannya dengan isu agama manapun (Yon Machmudi, 2020). Yon merujuk pada buku Robert A Pape tahun 2005 yang berjudul "Dying to Win: The Strategic Logic of Suicide Terrorism" . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun