Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008.Â
Pembentukan daerah otonom baru tersebut, merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. [1]
Visi besar Tangerang Selatan yaitu sebagai kota yang memiliki Individu Cerdas, berwawasan Modern dan Religius, sudah selayaknya sebagai warga Tangerang Selatan kita mampu untuk bergerak, berkolaborasi bersama pemerintah kota untuk membentuk hal tersebut. adanya Otonomi baru ditujukan untuk membuat Kota Tangerang Selatan bisa meningkatkan pelayanannya baik di pemerintah, pembangunan dan pengembangan masyarakatnya.
Membentuk Warga Modern dengan pembangunan
Kalau berbicara hasil pembangunan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, jangan lihat Bintaro, dan Bumi Serpong Damai (BSD), Karna dua wilayah tersebut dibangun oleh pihak swasta, sangat beruntung sekali Kota Tangerang Selatan memiliki kawasan yang dikelola oleh swasta, karna pembangunan infrastruktur yang Modren, Hijau dan membuat sebuah kota dengan Fasilitas yang lengkap, seperti Trotoar yang baik, adanya Jalur Sepeda, Wilayah sepanjang jalan yang rimbun, dan Fasilitas Umum yang tersedia baik.
Tapi hal ini berbeda drastis ketika kita melihat Kecamatan Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan sebagian Pondok Aren. terlihat pembangunan Fasilitas yang minim seperti Jalan yang kecil tetapi Volume kendaraan yang banya, sehingga terjadinya kemacetan dari Ujung sampai Ujung ruas jalan tersebut, pada waktu-waktu tertentu, selain itu minimnya Marka jalan, Lampu Lalu lintas membuat mobilitas di wilayah tersebut sering macet dan ketidak teraturan.
Sudah saatnya dengan Pembangunan Infrastruktur pendukung diwilayah Kota Tangerang Selatan, terutama di wilayah Pamulang, Ciputat, dan sebagian Pondok Aren di fokuskan, Mulai dari Penataan Trotoar, Pembangunan Ruang Terbuka Hijau, Melakukan Revitalisasi Pasar, sehingga penduduk di Kota Tangerang Selatan, bisa rekreasi dan melakukan aktifitas dengan baik, dan sebagai cerminan kota yang Modern.
Revitalisasi Transportasi Publik adalah Kewajiban !
Trasnportasi publik di Kota Tangerang Selatan paling umum adalah Angkutan Kota (Angkot), selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan juga pernah melakukan pengoprasian Trans Anggrek, tetapi kurangnya branding dan peminat membuat Trans Anggerk sudah tidak ada kabar lagi sampai hari ini, hal ini menjadi tamparan besar untuk dinas terkait, karna mereka tidak mampu membentuk dan mengelola Transportasi publik yang baik, selain itu kondisi Angkot yang kurang layak, biayanya Mahal dan seringnya ngetem, membuat Angkot di Tangsl sepi peminat.
Dari kondisi Transportasi yang buruk membuat Orientasi penduduk tidak mencerminkan penduduk yang Modern, bisa kita lihat Kota modern seperti Amsterdam, Tokyo, dan London, Penduduk disana ber orientasi menggunakan Transportasi Publik untuk beraktifitas dan menggunakan Sepeda sebai salah satu alat Transportasi, karna ada dukungan dari pemerintah disana untuk membuat jalur sepeda yang nyaman , Aksesbilitas Publik yang baik dan Transportasi Publik yang baik.
Belajar, Belajar, Belajar adalah Kuntji !
Sudah seharusnya Kota Tangerang Selatan belajar cara me-revitalisasi Angkutan Kota dari tetangga terdekatnya yaitu Jakarta, karna posisi Tangerang selatan sebagai kawasan perumahan yang membuat mobilitas dengan Angkutan Kota seharusnya besar,terutama ketempat fasilitas umum seperti Pasar, Sekolah, Mall dan lainnya, Mirisnya dengan Kondisi Angkutan Kota saat ini membuat warganya lebih tertarik dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, dan Mobil membuat kondisi Jalan di Tangsel menjadi Macet apalagi kondisi jalan di Tangsel yang tidak besar dan tidak kunjung di lebarkan membuat tingkat kemacetan semakin bertambah setiap harinya.