Polusi kendaraan bermotor sangatlah berdampak di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, sementara, kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, dan sisanya berasal dari sumber pembakaran lain. (BPLH DKI Jakarta, 2013)
Kejadian-kejadian seperti pencemaran udara pun tidak terhindarkan. Bukan hanya itu, ternyata, permasalahan ekologi yang terjadi akibat transportasi ini juga menjadi permasalahan psikologis yang ada pada masyarakat urban, Semakin tinggi tingkat pencemaran udara, maka, kecenderungan tingkat stress pun akan semakin tinggi pula. [1]
Transportasi Publik adalah Solusi yang terbaik
dari adanya Trasnportasi publik hal ini bisa menurunkan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan aksebilitas diantara wilayah penunjang perkotaan, sehingga nantinya daerah di wilayah J Kota besar di Indonesia dapat terhubung dengan sistem transportasi yang terintegrasi untuk menghubungkan wilayahnya dengan kota-kota besar lainnya.
Hal ini tentu saja bisa mengurangi beberapa aspek lainnya seperti menurunkan tingkat polusi dari Emisi gas buang, menekan angka kemacetan jalan, menghubungkan kota satelit sehingga penyebaran penduduk merata, dan mewujudkan pola pengambangan manusia yang berperilaku baik dengan kebiasaan menggunakan Transportasi publik.
"seperti pepatah “Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”. Karna dengan transportasi yang baik sebuah kota bisa menurunkan tingkat polusi dari Emisi gas buang, menekan angka kemacetan jalan, menghubungkan kota satelit sehingga penyebaran penduduk merata, dan mewujudkan pola pengambangan manusia yang berperilaku baik dengan kebiasaan menggunakan Transportasi publik."
Hal yang membuat Transportasi Publik diminati
Beberapa faktor yang membuat masyarakat berpindah ke transportasi publik, yaitu 1. Tingkat Pelayanan yang baik (Waktu tunggu yang singkat, Kenyamanan dan keamanan transportasi publik), 2. Tingkat aksebilitas yang baik (Transportasi publik menjangkau perkampungan masyarakat dan pusat bisnis atau keramaian, akses penunjang menuju lokasi halte sudah tertata) 3. Biaya yang murah (kemudahan dalam membayar dan dengan tariff yang murah dibandingkan dengan membawa kendaraan bermotor). [2]
Aksesbilitas yang baik
Aksesbilitas yang baik membuat Trasnportasi mudah di jangkau oleh banyak masyarakat, salah satu konsep pembangunan yang berorintasi kepada sarana Transportasi yang akan memudahkan perpindahan yaitu Transit -- Oriented Development (TOD) yang sedang di bangun di antara Stasiun MRT Asean dengan Halte TransJakarta CSW, TOD sendiri adalah adalah penggabungan area residensi dan komersial dalam satu area yang didesain untuk memaksimalkan akses ke transportasi publik.
Sebuah lingkungan TOD pada umumnya mempunyai pusat area dengan stasiun transit atau stasiun pemberhentian (stasiun kereta, stasiun metro, pemberhentian bus dan sebagainya), dikelilingi infrastruktur yang mendukung kegiatan masyarakatnya seperti tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaaan.
TOD didesain untuk menciptakan ruang kota yang lebih hidup yang berorientasi pada para pejalan kaki dan pengguna transportasi publik. Juga, area ini memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pejalan kaki, pesepeda dan pengguna transportasi publik untuk kemudahan mengakses tempat-tempat tujuan dan gaya hidup yang lebih baik. [3]
dengan adanya Transit -- Oriented Development (TOD) maka harus ada infrastruktur pendukung yang memudahkan aksesbilitas disekitar area tersebut, yaitu dengan Trotoar yang baik, dengan adanya guiding block yang memudahkan penyandang disabilitas untuk melakukan asesbilitas disekitar juga, selain itu lebar trotoar yang besar membuat arus penjalan kaki semakin banyak dan mudah, seperti di Jakarta semenjak tahun 2017 Revitalisasi Trotoar di sepanjang Jl. Sudirman - MH. Thamrin membuat arus pejalan kaki semakin banyak, selain itu dengan adanya panggung budaya di trotoar seperti musik Tepi barat dan lainnya membuat pejalan kaki merasa nyaman dan terhibur akan adanya kegiatan yang positif di sekitar Trotoar yang sudah di revitalisasi tersebut.
Biaya Trasnportasi yang Murah
Trasportasi publik dengan biaya terjangkau membuat banyak masyarakat beralih dari kendaraan pribadi, dikarnakan ongkos perjalanan jauh lebih murah dari pada harus membawa kendaraan pribadi yang mengharuskan membayar parkir, uang bensin, Toll, dan lainnya, biaya trasnportasi yang murah sebuah kota bisa mencontoh ke Provinsi DKI Jakarta dalam membuat Transportasi yang berbiaya murah.
Tarif Transjakarta pada pukul 05.00 - 07.00 WIB sebesar Rp2.000, sedangkan pada pukul 07.00 - 23.00 WIB sebesar Rp3.500. Per 6 Januari 2016, tarif Transjakarta/Transjabodetabek untuk seluruh koridor adalah Rp3.500. hal ini sudah tidak pernah Naik dari semenjak tahun 2012, dengan tarif sebesar Rp. 3.500, kita bisa mengelilingi Jakarta dengan menggunakan Trasnjakarta dengan syarat tidak keluar dari Haltenya saja. Bahkan Transjakarta mencatatkan pelayanan penumpang yang menembus 1 juta orang dalam sehari. Prestasi ini sekaligus mencatatkan sejarah baru dalam segi kenaikan angka pelanggan. hal ini membuktikan Transportasi yang murah bisa membuat masyarakat beralih ke Ttrasnportasi Publik
selain itu dengan JAK Lingko Pemprov DKI Jakarta menggandengan para Angkutan Kota (Angkot) JAK Lingko hanya bertarif Rp. 0 alias gratis dengan syarat menggunakan Kartu JAK Lingko yang bisa dengan mudah kta beli di Halte-Halte Transjakarta saat ini Rute JAK Lingko atau Mikro Trans sudah mencapai 67 Trayek dengan sekema Pengemudi Angkot di Gaji oleh Pemprov DKI Jakarta, Selain itu dengan program JAK Lingko Angkot lebih tertib karna berhenti hanya di tempat yang telah ditentukan. selain itu dengan JAK Lingko kita bisa melakukan Integrasi dengan membayar Rp. 5.000 selama 3 Jam bebas untuk menaiki MikroTrasn, Mini Trans, LRT, dan Trasnjakarta.
Kota Satelit harus belajar dan Berubah
Bersinggungan dengan Selatan Jakarta, hanya beberapa kilometer dengan balaikota, Tangerang Selatan sebagai salah satu kota satelit terlihat belum ada perubahan signifikan dengan Transportasi Perkotaannya seperti Angkot, kondisi Angkutan Kota atau Angkutan Penghubung dalam kota belum ada pengkatan sejak Kota tersebut dimekarkan.
Kondisi Angkot yang suka ngetem, Fasilitas di Angkutan Kota yang tidak nyaman, Tidak adanya sistem keamanan yang menjamin dan Ongkos yang Cukup Mahal, bahkan Trip yang berkisar hanya 4 km dikenakan tarif Rp. 4000.
Sudah seharusnya Kota Tangerang Selatan belajar cara me revitalisasi Angkutan Kota dari tetangga terdekatnya yaitu Jakarta, karna posisi Tangerang selatan sebagai kawasan perumahan yang membuat mobilitas dengan Angkutan Kota seharusnya besar,terutama ketempat fasilitas umum seperti Pasar, Sekolah, Mall dan lainnya.
Mirisnya dengan Kondisi Angkutan Kota saat ini membuat warganya lebih tertarik dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, dan Mobil membuat kondisi Jalan di Tangsel menjadi Macet apalagi kondisi jalan di Tangsel yang tidak besar dan tidak kunjung di lebarkan membuat tingkat kemacetan semakin bertambah setiap harinya.
Maka dari itu sudah saatnya Kota Satelit seperti Tangerang Selatan, belajar memperbaiki Transportasi Publik dan meng-Integrasikannya sehingga para penduduk bisa beralih menggunakan Trasnportasi Umum untuk menjangkau tempat-tempat keramaian, sayang apabila hanya 1-2 Km harus kita gunakan dengan kendaraan Pribadi, Maka Mari Rubah Kota kita bersama dengan membiasakan kita naik trasnportasi umum, dan Pemerintah daerah bergerak untuk merevitalisasi nya
Merevitalisasinya bukan hanya fisiknya saja tetapi juga dengan sistem transit dan konsep Trasnportasi Publik yang mengendepankan Aksesbilitas yang baik, Semoga Kita bisa bersama berkolaborasi untuk mewujudkan Transportasi Terintegrasi yang menghubungkan wilayah sekitar kita
Refrensi :
[1]. Ismiyati,dkk.2014 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi - Vol. 01 No. 03. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta
[2]. Aminah,Siti.2018. Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 9, Nomor 1. Universitas Bandar Lampung. Lampung
[3]. itdp-indonesia.org/tod/transit-oriented-development-tod/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H