Mohon tunggu...
Muhammad HaykalMartin
Muhammad HaykalMartin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memuat tentang kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia, dengan kelompok 14 KKN UPI yang melaksanakan kegiatan di Desa Cikidang dengan tema Sanitasi dan Air Bersih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Cikidang: Desa Hijau nan Subur Namun Memiliki Masalah Pengelolaan Sampah yang Serius

28 Desember 2022   21:37 Diperbarui: 28 Desember 2022   21:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Cikidang merupakan salah satu desa yang memiliki potensi tinggi pada sektor pertanian. Baik dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) nya hingga Sumber Daya Manusia (SDM) nya. 

Masyarakat Desa Cikidang sangat melihat potensi tersebut yang terlihat dari hampir seluruh penduduk Desa Cikidang berprofesi sebagai petani. Kegiatan pertanian di Desa Cikidang mayoritas menggunakan pupuk kandang untuk membantu proses penyuburan, yang bahan utamanya adalah kotoran kelinci, kotoran sapi, dan kotoran ayam. 

Para petani yang memiliki lahan luas lebih memilih untuk membeli pupuk ke bandar-bandar pupuk. Sedangkan untuk para petani yang menjual bibit lebih memilih untuk membuat pupuk sendiri dari kotoran hewan.

Terdapat masalah utama yang timbul di Desa Cikidang perihal pengelolaan sampah, yaitu kurangnya ketersediaan tempat sampah di bahu-bahu jalan Desa. Permasalahan itu menimbulkan penumpukan sampah di bahu jalan Desa Cikidang, sehingga walaupun memiliki suasana yang sejuk dan hijau dengan pertanian dan perkebunan, jika dilihat lebih dalam lagi tidak sedikit sampah yang menumpuk baik di bahu jalan maupun di selokan-selokan.

Amat disayangkan, Desa yang begitu subur serta masyarakat yang penuh kesadaran dalam memanfaatkan kondisi alam tersebut, tidak bisa maksimal dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan baik dari pertanian, maupun sampah dari rumah tangga masing-masing. 

Ada dua jenis sampah yang terlihat menumpuk di bahu jalan dan selokan Desa Cikidang, yaitu sampah pertanian yang biasanya berserakan di bahu jalan, dan ada sampah-sampah plastik yang menimbun selokan hingga airnya sulit mengalir.

Kesadaran dari masyarakat merupakan hal terpenting dalam permasalahan ini, perlu adanya edukasi mengenai pengelolaan sampah jika melihat dari sampah apa saja yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Cikidang sendiri. 

Perlu dilakukan pengadaan tempat sampah yang memudahkan masyarakat dalam memilah sampah agar bisa dikelola dengan baik. Terutama pada sampah organik jika mellihat dari mayoritas profesi masyarakatnya yang sebagai petani, maka sampah organik sangat berpotensi untuk didaur ulang menjadi pupuk kompos, sehingga sayur-sayuran dan buah-buahan yang dirasa tidak cocok untuk dipasarkan, tidak dibuang begitu saja tetapi bisa dimanfaatkan kembali untuk membantu kegiatan pertanian itu sendiri.  

Oleh kerena itu perlu adanya tindakan dari pemerintah untuk melihat permasalahan pada Desa Cikidang ini, karena menurut Kepala Desa Cikidang tidak ada penampungan sampah terdekat yang mengangkut sampah dari Desa Cikidang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) terdekat. Akomodasi sangat sulit untuk pengankutan sampah tersebut, jika ada pun membutuhkan biaya yang cukup tinggi dalam memobilisasi sampah dari Desa Cikidang ke TPS terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun