Mohon tunggu...
hayiedasnh_
hayiedasnh_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa dari salah satu universitas di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Kegiatan Belajar Mengajar Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak Indonesia di Sanggar Bimbingan At-Thanzil Cheras, Malaysia

10 Februari 2024   09:41 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:42 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 31 Januari kami tiba di SIKL rasa bahagia,dan lelah kami rasakan bersamaan bersyukur karena sampai di Malaysia dengan selamat. SIKL menjadi tujuan utama yang kami singgahi tempat untuk bertemu teman teman dari universitas lain,tempat untuk bertukar informasi dan untuk beristirahat. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk anak Indonesia maka dari itu kami turut serta dalam kkn Internasional yang diadakan oleh ALPTKPTMA. Tidak hanya sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu,sanggar pun menjadi tempat untuk menuntut ilmu bagi anak Indonesia yang bertempat tinggal di Malaysia salah satu sanggar yang dikelola dibawah naungan KBRI adalah At Thanzil Cheras. 

Bercerita sedikit tentang sanggar ini At Thanzil Cheras berdiri karena ada beberapa anak-anak Indonesia yang belum menerima pendidikan yang layak. Sanggar ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa dari Pondok Pesantren Bata-Bata yang berada di Madura,karena melihat kondisi pendidikan yang tidak layak mereka berinisiatif untuk membantu anak-anak Indonesia dengan mendirikan sanggar hingga tahun ini kurang lebih ada 12 sanggar yang ada di Malaysia.

Anak-anak merupakan salah satu aset bangsa yang seharusnya mereka menerima pendidikan yang layak. Dengan adanya kepedulian sekelompok mahasiswa ini membantu anak-anak dalam menerima pendidikan yang layak. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia di Malaysia adalah kesulitan dalam mengakses sistem pendidikan formal yang diakui oleh pemerintah Malaysia. Beberapa faktor, termasuk perbedaan bahasa dan kurikulum, serta keterbatasan finansial, telah menjadi penghalang bagi banyak keluarga untuk memberikan pendidikan yang memadai bagi anak-anak mereka.

Namun, melalui kerja sama antara kedua negara dan lembaga pendidikan, berbagai solusi sedang diusulkan dan diimplementasikan. Ini termasuk program bantuan finansial bagi keluarga kurang mampu, peningkatan layanan dukungan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, serta pengembangan program kurikulum tambahan yang memperhatikan kebutuhan khusus anak-anak Indonesia.Pertukaran budaya, pertemuan antara siswa, dan kegiatan kolaboratif lainnya diharapkan dapat memperkuat ikatan antara kedua negara dan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih berdaya bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. 

Dengan upaya kolaboratif yang terus-menerus dan komitmen bersama untuk meningkatkan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia, harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda kedua negara menjadi semakin nyata. Ini tidak hanya merupakan langkah maju dalam pembangunan pendidikan, tetapi juga investasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi kedua negara.

KKN Internasional yang diadakan oleh ALPTKPTMA ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan Indonesia di Malaysia.Ada 3 mahasiswa dari kampus Muhammadiyah yang mengikuti kegiatan ini yaitu
- Hayieda Setyaningsih (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
- Ulfa Widya Ayu Lestari (Universitas Muhammadiyah Jember)
- Monica Bella Anggelia (Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

At Thanzil Cheras adalah salah satu sanggar yang luas biasa kurang lebih ada 21 anak-anak yang belajar disini. Sanggar ini sangat nyaman digunakan untuk belajar karena letaknya yang strategis dan lingkungan yang aman. Waktu belajarnya pun sangat efektif pada pukul 09.00 - 11.00 setelah itu pukul 11.00 -14.00 anak-anak makan siang,sholat dan tidur siang sehingga anak-anak tidak dipaksakan untuk belajar secara terus menerus.Pada pukul 14.00 - 16.00 anak-anak belajar mengaji dan belajar tentang agama yaitu Islam.Setelah pembelajaran selesai anak-anak akan dijemput oleh orang tua mereka. Waktu yang digunakan menurut saya sangat baik untuk anak-anak mereka sangat senang dan merasa belajar menjadi lebih menyenangkan.

Pada minggu pertama kami melakukan adaptasi dengan anak-anak dan lingkungan dengan melihat kondisi pengetahuan anak-anak dihari pertama  kami memutuskan untuk mewarnai bersama yaitu mewarnai Burung Garuda dan mempelajari sila sila Pancasila,pada pukul 14.00 - 16.00 kami melaksanakan kegiatan mengaji dimana setiap anak berbeda-beda ada yang iqra 1,2,3 dan belajar tajwid.Disetiap harinya mata pelajarannya pun memiliki jadwal yang berbeda-beda,yaitu :
- Senin belajar Bahasa Inggris
- Selasa Bahasa Indonesia
- Rabu Matematika
- Kamis Bahasa Indonesia,dan
- Jumat diadakan senam pagi,dan olahraga bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun