Bukan hanya di Instagram, ternyata di laman Facebook juga mereka ada, terlihat banyak orang yang sedang mencari uang palsu yang kualitasnya sama seperti uang asli disana. Dalam grup Facebook tersebut pula banyak pedagang yang menawarkan uang palsu, ini berarti penadahnya sudah ada dan konsumennya juga banyak. Ada yang menawarkan harga Rp 200ribu untuk ditukar upal senilai Rp 950ribu dengan jaminan kualitas terbaik. Kebanyakan dari pedagangnya mengatakan bahwa barang yang mereka jual memiliki kualitas super premium hampir 100% mirip dengan uang asli.
Cara mereka bertransaksi juga terbilang cukup unik, biasanya mereka tidak mau melalui transfer melainkan COD (cash on delivery) dimana pembeli akan membayar ketika uang palsu pesanan mereka telah diterima, seolah sang pedagang memberi jaminan kualitas barang yang mereka jual. Sungguh luar biasa berani sehingga memberi jaminan seperti itu.
Tempat yang menjadi sasaran utama mereka para konsumen melakukan transaksi dengan uang palsu adalah warung agen grosis dan pasar tradisional, seperti bengkel, minimarket bahkan SPBU. Dikarenakan tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang ramai yang akan sangat kecil kemungkinan dilakukan pemeriksaan uang.
Melihat begitu banyaknya pedagang uang palsu ini, apakah mereka memproduksi uang palsu tersebut sendirian atau mendapatkannya dari seorang bandar yang sama? Sebelum viralnya akun-akun dan grup penjual uang palsu itu di pemberitaan, tepatnya setelah momen lebaran kemarin, ada sebuah berita viral mengenai beredarnya uang palsu di tengah masyarakat dengan pecahan uang kecil seperti Rp 5.000, Rp10.000 dan Rp 20.000.
Dari sini kita bisa melihat bahwa si pembuat uang palsu ini cukup pintar, mereka memproduksi uang palsu dengan pecahan kecil supaya orang-orang yang menerimanyaa tidak terlalu khawatir dan jika ketahuan pun mereka tidak terlalu rugi. Mungkin mereka memanfaatkan momen yang tepat bagi umumnya masyarakat Indonesia di saat lebaran yaitu berbagi THR. Apalagi ketika menjelang lebaran banyak pedagang di pinggir jalan yang menawarkan jasa penukaran uang kecil yang masih baru. Kemungkinan besar di momen itulah telah beredar tanpa disadari masyarakat.
Informasi tentang beredarnya uang palsu dengan pecahan kecil ini banyak dibagikan netizen di laman-laman media sosial. Mereka memposting gambar membandingkan uang palsunya dengan uang yang asli. Kalau dilihat sepintas memang tak ada perbedaan bahkan sulit dibedakan.
Bahkan ada karyawan kafe yang menerima uang palsu dari pelanggannya, dan ketika disetor ke bank ternyata ditolak padahal itu uang dengan pecahan kecil. Menurutnya, uang palsu itu terlihat rapi tapi dengan kertas yang lebih tebal. Sungguh di luar perkiraan.