Mohon tunggu...
Hayel Umam
Hayel Umam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Businessman and Psycologist

Seorang CFO di sebuah Airlines Company dan sekaligus HR Manager yang menangani permasalahan karyawan baik secara ekonomi maupun psikis. Merupakan lulusan Universitas Terbaik Sumatera Utara USU yang mengawali karir di bidang penerbangan hingga dipercaya menangani bisnis sebuah International Airlines sampai saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Narsistik

8 Juni 2024   14:59 Diperbarui: 8 Juni 2024   15:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isabel mengatakan, "Tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan anak dan membantu mereka memberi label pada emosi. Memvalidasi emosi berarti memberi tahu mereka bahwa apa yang dirasakan adalah wajar."

Tanyakan selalu perasaan anak. Setelah mereka memberi tahu Anda apa yang terjadi, pastikan bahwa perasaan mereka benar. "Seiring berjalannya waktu, mereka akan semakin percaya pada setiap perasaan yang mereka alami," tambahnya lagi.

3.Jangan Abai Pada Perilaku Narsis Anak

Jangan biarkan anak menangis di tempat umum karena tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sebaliknya, bantu mereka keluar dari situasi. Isabel mengatakan bahwa orang tua harus membantu anak mengatasi kesulitan dengan mengajukan tiga pertanyaan: "Apa yang terjadi?" "Bagaimana perasaanmu?" dan "Menurutmu, bagaimana orang-orang memandangmu saat ini karena reaksimu?"

Isabel menambahkan bahwa orang tua harus membantu anak-anak belajar kesadaran sosial dan empati daripada menerima disfungsi emosional. Ada banyak pilihannya. Isabel mengatakan, "Jika ada hal buruk dalam film yang ditonton bersama, tanyakan kepada anak-anak apa yang mereka pikirkan tentang perasaan karakter-karakter tersebut."

Menurutnya, "Jika mereka mengatakan, "Mereka sedih atau marah," maka tingkat EQ anak mulai berkembang. Namun, jika anak tidak memedulikan perasaan karakternya, ada sesuatu yang salah."

Bagaimana menurut kamu? Tulis pendapat kamu di kolom komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun