Mohon tunggu...
Hayat Ruhyat
Hayat Ruhyat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Penuh Jeda

Saat ini berprofesi sebagai Kaur Tata Usaha di MTsN 11 Indramayu dan Pengelola Pondok Pesantren Al Wathoniyah Cikedunglor Indramayu Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mulai Menulis

6 Mei 2024   08:27 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:40 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMULAI MENULIS
(Langkah Awal yang Menentukan)

Oleh : Hayat Ruhyat

Sambil menikmati segelas kopi saya mencoba mencari ide untuk menjadi topik tulisan. Beberapa ide memang banyak berseliweran di otak dan berhasil ditangkap untuk menjadi bahan, minimal bisa dirangkai menjadi judul atau poin-poin yang bisa dikembangkan dalam beberapa paragraf. Komitmen diri untuk selalu menulis apa pun yang bisa dituangkan dalam rangkaian kalimat berusaha selalu terjaga.

Komitmen untuk selalu menulis dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, apalagi di saat ngopi dan duduk santai, sangat penting dijaga oleh siapapun yang ingin lancar menulis. Kadangkala kemacetan menulis itu disebabkan kebiasaan tidak mau memulai untuk menulis entah karena malas atau terlalu banyak pertimbangan padahal sesungguhnya selalu ada gagasan atau persoalan yang bisa ditulis. Keinginan untuk bisa menulis secara perfect dengan sistematika bahasa yang tepat dan bagus seringkali menjadi biang kerok kenapa seseorang tak kunjung bisa atau mau memulai menulis.

Tentu saja hal tersebut di atas akan menjadi penyakit yang tak kunjung sembuh bagi calon penulis jika tak ada nawaitu untuk memulai. Karena itu mulai saja untuk mengawali menulis. Tak usah peduli apakah tulisan kita nyambung atau tidak, sistematis atau tidak, enak dibaca atau tidak, berbobot atau tidak. Menulis butuh proses yang tidak instan, harus dipraktekan dan dilatih secara konstan, toh pelan dan pasti tulisan kita, bahasa kita akan terus membaik. Enyahkan kata sempurna setiap kali kita akan memulai menulis. Asalkan kita rajin mengkoreksi atau mengedit tulisan yang telah dibuat maka progres dan hasil tulisan kita akan terus membaik, tentu saja jangan melupakan rumus : "tulisan yang bergizi dihasilkan dari bacaan yang bergizi pula". Jadi rajin menulis perlu ditopang dengan rajin membaca juga.

Bagi orang tertentu kelancaran menulis adakalanya bergantung kepada beberapa faktor, faktor tempat dimana menulis bisa mempengaruhi lancar tidaknya ia menulis. Ada yang harus memilih tempat spesial dan kondusif agar menulis bisa lancar misalnya di ruangan khusus, ditempat yang hening, baginya keheningan seperti menjadi vitamin yang menyegarkan otaknya agar lancar menulis. Dan bagi beberapa orang lagi, kelancaran menulis tidak ditentukan tempat spesial, dimanapun ia berada menulis selalu bisa dilakukan dengan lancar dan penuh gairah. Tentu orang yang seperti terakhir digambarkan adalah para penulis profesional, segala apapun yang ia lihat, ia baca dan ia alami bisa menjadi sumber ide atau gagasan yang bisa dituangkan dalam tulisan. Peristiwa yang terkesan sepele pun baginya bisa menjadi bahan tulisan yang bermutu dan marketable.

Penghambat lain untuk mau memulai menulis adalah selalu menunggu good mood, ketika sedang bad mood memulainya serasa sangat berat. Pikirannya menjadi buntu dan stagnan. Padahal bad mood seringkali sifatnya hanya temporer, ketika dipaksa untuk memulai menulis perlahan bad mood bisa berubah menjadi good mood. Hal itu hanya jebakan saja, ketika jebakan itu bisa kita lompati maka keasyikan menulis justru bisa membuat kita lupa waktu, tenggelam dalam oase huruf-huruf yang menyegarkan. Seorang penulis dituntut untuk matang dan pandai mengelola suasana kalbu.

Terakhir saya ingin mengutip sebuah kalimat motivasi dari Louis L’Amour : "Start writing, no matter what. The water does not flow until the faucet is turned on.”

(Mulailah menulis, apa pun yang terjadi. Air tidak mengalir sampai keran dinyalakan.).

Perjalanan jauh yang menempuh ribuan kilometer akan selalu dimulai dengan langkah pertama begitu juga pengembaraan seseorang dalam dunia menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun