Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di muka bumi. Allah SWT menciptakan manusia dengan kelebihannya yaitu akal dan nafsu/keinginan. Dengan keduanya manusia dapat mengembangkan potensi dan daya imajinasinya untuk mengelola alam semesta demi menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di muka bumi.
Sudah sepantasnya manusia bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat yang tak mampu dikalkulasi satu-persatu. Mengapa manusia harus bersyukur. Karena Allah akan menambah nikmatnya jika manusia bersyukur, tetapi jika ingkar maka Alah akan memberikan azab yang pedih, sebagaimana tercantum dalam QS. Ibrahim ayat 7. Barang siapa bersyukur sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia (QS. An Naml ayat 40).
Adapun cara-cara manusia bersyukur antara lain:
1. Memperbanyak ibadah kepada Allah (Ibadah Mahdhah).
Hidup kita hanya sebentar, ibarat orang numpang lewat, tidak pernah berhenti dan terus berjalan. Kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu, karena umur kita dipakai atau tidak dipakai tetap akan habis. Ibarat es batu yang akan mencair bila ditaruh di udara luar. Oleh karenanya mari kita gunakan sisa umur kita untuk memperbanyak amal ibadah kepada Allah.
Salah satunya dengan ibadah Mahdhah/ibadah khusus yaitu semua ibadah yang ada ketentuan rukun dan syarat-syarat nya. Contohnya ibadah sholat, puasa Ramadhan, zakat, Haji/umrah dan lain sebagainya. Perbanyak ibadah-ibadah sunah untuk menambah pahala ibadah-ibadah wajib, dengan sholat sunah, puasa sunah, infaq/sedekah, menambah hapalan surat-surat pendek Al Qur'an serta doa-doa, dan lain-lain.
2. Berbuat Takwa yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Laksanakan perintah Allah sesuai dengan yang tercantum di dalam Al-Qur'an dan Hadits, baik itu taat kepada Allah dan rasulnya, pemimpin, orang tua dan lainnya. Begitu juga dengan menjauhi segala larangan Allah, menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
3. Beramal Sholeh (Ibadah Ghairu Mahdhah)
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang tidak ada ketentuannya yaitu ibadah secara umum. Meliputi segala sesuatu amal perbuatan yang tujuannya mencari Ridha Allah, maka ia termasuk ibadah Ghairu Mahdhah. Contohnya menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua dan guru, tolong-menolong, saling nasehat menasehati, dan masih banyak lagi.
4. Mengisi hidup ini dengan hal-hal positif sesuai dengan peran dan tugas kita sebagai Khalifah (pemimpin) di muka bumi ini.
"Kullukum Roo'in wa kullukum masuulun 'an ro'iyyatihi" setiap kamu adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya (Hadits). Apa pun yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Tugas manusia sesuai dengan perannya. Contohnya sebagai orang tua dan guru, ia bertugas untuk mendidik, memelihara dan mengarahkan anaknya/siswanya agar menjadi anak/siswa yang Sholeh dan Sholehah. Sebaliknya sebagai anak/siswa tugasnya berbakti kepada orang tua/guru, melaksanakan tugas-tugasnya sebagai anak/siswa, baik di rumah maupun di sekolah.
5. Sayangi diri sendiri, tidak menzdolimi diri sendiri.
Kehidupan ini adalah berkah dari Allah yang perlu disyukuri. Berapa banyak orang yang hidup dengan berbagai kekurangan, baik kekurangan fisik (cacat) atau sakit keras, kekurangan ekonomi dan kekurangan lainnya. Manusia adalah sebaik-baik umat yang diutus ke muka bumi ini. Di antara berjuta-juta sel telur hanya satu yang diijinkan untuk hidup oleh Allah. Ini menandakan bahwa manusia adalah makhluk pilihan Allah yang bertugas sebagai Khalifah di muka bumi.
Sudah sepantasnya kita menyayangi diri kita sendiri, sebagai tanda syukur kita atas anugerah kehidupan yang diberikan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ar Rohman ayat 13 “Fabiayyi alaai Robbikumaa tukazdzdibaan” artinya maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. Dan nikmat Allah sangat banyak sehingga kita tak mampu menghitungnya. “Wain ta’udduu nikmatalloohi laa tuhsuuhaa, innallooha laghofuurur Rohiim artinya dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah melarang untuk menyakiti/menzdolimi diri sendiri, terdapat dalam QS. Al Baqarah ayat 195, "walaa tulquu aidiyakum ilat tahlukah" artinya janganlah kamu menjerumuskan dirimu ke dalam kehancuran. Dan QS. An Nisa’ ayat 29 “Walaa taqtuluu angfusakum, innallooha kaana bikum rohiimaa”, artinya dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Balasan Allah kepada orang yang berbuat zdolim, antara lain :
- Tidak mendapat ampunan Allah (An Nisa ayat 168).
- Mendapat azab Allah (Al Furqon ayat 19).
- Penyebab seseorang masuk neraka (An Nisa ayat 30).
- Mendapat siksa yang setimpal di akherat (hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Demikianlah paparan tentang cara-cara bersyukur kepada Allah. Semoga kita semua termasuk golongan hamba-hamba yang selalu bersyukur. Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam bissawaab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H