Mohon tunggu...
Hayatilah Nur
Hayatilah Nur Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah khusus, pendongeng dan penulis.

Guru TK di sekolah khusus Pendongeng di Kampung Dongeng Indonesia Penulis cerita anak, blogger IT untuk pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Harbuknas 2021, Inspirasi Literasi dari Banten

29 Mei 2021   10:27 Diperbarui: 29 Mei 2021   10:39 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk ruang pameran dan festival (Dokpri)

Banyak perubahan yang terjadi di masa pandemi ini. Dengan alasan untuk mencegah penularan virus Corona, semua dilakukan. Mulai dari belajar dan bekerja dari rumah, sampai larangan mudik dan wisata. 

Namun, ada hal yang unik. Dari segi ekonomi, banyak yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga muncul bisnis baru yang serba online. Era digital dan pandemi, seperti saling melengkapi. 

Bangkitnya Pelaku Perbukuan di Era Covid

Hal yang saya sendiri rasakan, adalah banyaknya penerbit indie yang muncul dan mengadakan kelas menulis atau event menulis secara daring. Tampaknya, ini strategi agar mereka bisa bertahan. Ini juga mulai terjadi pada beberapa penerbit mayor. 

Hal ini karena semakin sedikit orang yang membeli buku, bahkan sampai beberapa toko buku besar tutup. 

Baca: Hari Buku, Menolak Tamat ketika Roda Penerbitan Terhakang Covid-19

Menurut informasi yang saya dapat di laman resmi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, untuk menyambut hari buku nasional, maka Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) menggelar acara Festival Hari Buku Nasional 2021. Hal ini dilakukan agar pelaku perbukuan bangkit menghadapi Covid - 19.

Lokasi di Kampus Untirta, Banten

Beruntungnya, acara Festival Hari Buku Nasional (Harbuknas) tahun ini diadakan secara langsung di Kampus Universitas Tirtayasa (Untirta) Sindangsari, Pabuaran, Kab. Serang, Provinsi Banten. Acara ini diadakan selama lima hari, dari tanggal 26-30 Mei 2021.

Saya sendiri baru sempat mengunjungi acara tersebut ketika hari Jum'at siang. Bersama seorang teman, kami mengajak serta anak-anak agar mereka mengenal lebih dekat dengan buku. 

Area Kampus Untirta yang baru di Sindangsari memang cukup luas. Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian kota. Banyak gedung baru yang belum terpakai. Mungkin ini juga menjadi salah satu alasan pemilihan tempat ini. 

Protokol Kesehatan yang Ketat 

Mengadakan sebuah festival besar di masa pandemi tentu saja membuat khawatir jika acara tersebut akan mengundang keramaian. Namun, sepertinya pihak panitia sudah mempersiapkan dengan baik. Protokol kesehatan dilakukan, antisipasi agar pengunjung tidak ramai juga dilakukan. Panitia membagi acara inti tersebut dalam tiga sesi setiap hari. 

Begitu masuk pintu gerbang, petugas satpam sudah bersiap mengecek suhu pengunjung. Ketika memasuki tempat acara, kami dipersilakan untuk mengisi buku tamu. Panitia, yang kebanyakan mahasiswa, memberi masker medis. Mereka menyarankan agar yang memakai masker kain menggantinya dengan masker medis.

Kami dicek kembali suhu tubuh, serta memakai cairan pembersih tangan. Di dalam ruangan terdapat beberapa stand penerbit serta dua area bazar buku. Kami diberi sarung tangan plastik, agar saat memilih dan memegang buku tidak langsung bersentuhan dengan tangan. 

Saat berada di sana, kami memang tidak melihat adanya penumpukan pengunjung. 

Di area kasir pun, sudah ada garis pembatas untuk pengunjung agar menjaga jarak. Beberapa panitia dengan sigap langsung memperingatkan jika terjadi penumpukan. 

Diikuti 150-an Penerbit

Melihat banner yang terpasang di pintu masuk, terdapat daftar nama 130 penerbit yang mengikuti acara tersebut. Seperti Al Manar, Benua Publishing, BIP, Indonesia Terra, Gramedia, Grasindo, Mizan Publishing House, KKPK, dsb. 

Namun, hanya beberapa yang mengikuti dengan mendirikan stand pameran khusus, seperti Erlangga.  dan beberapa nama penerbit yang tidak terpasang di banner, seperti Huta Media, Risalah Nur Press, Rajagrafindo Persada, dsb. juga mendirikan stan pameran. 


Pintu masuk ruang pameran dan festival (Dokpri)
Pintu masuk ruang pameran dan festival (Dokpri)

Pameran, Bazar, Diskusi Buku, Seminar

Acara dibagi menjadi tiga gelombang setiap harinya. Ada pameran, bazar, diskusi, talkshow, dan seminar. 

Stand pameran berjumlah enam belas. Selain diisi penerbit, juga diisi Komunitas Rumah Dunia milik Gol A Gong, serta Forum TBM Propinsi Banten. 

Di stand Komunitas Rumah Dunia, kebetulan kami bertemu Gol A Gong, seorang seniman dan penggerak literasi. Tentu saja kami membeli buku karya beliau dengan harga khusus serta mendapat tanda tangan dan foto bersama. 

Gol A Gong sendiri sudah dinobatkan sebagai Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional, menggantikan Najwa Shihab. 

Berkunjung ke stan Rumah Dunia dan bertemu Gol A Gong (Dokpri)
Berkunjung ke stan Rumah Dunia dan bertemu Gol A Gong (Dokpri)

Di Area bazar buku terdapat banyak buku-buku dari berbagai penerbit serta buku import. Semuanya mendapat potongan harga. Anak-anak senang memilih buku yang disukainya, karena buku anak sangat banyak. Akhirnya, beberapa buku menarik berhasil kami bawa pulang tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. 

Puas berkeliling dan belanja buku, kaki terasa lelah. Pukul 14.00 WIB, di panggung utama terdapat sebuah acara diskusi buku "Burung Kayu" karya Nduparus Erlang. Buku novelnya tersebut meraih penghargaan Anugerah Sastra Khatulistiwa 2020. 

Akhirnya, kami memutuskan untuk mengikuti diskusi buku tersebut, yang juga disiarkan secara langsung di media sosial. Sambil duduk di kursi yang telah disediakan, kami mendengar kisah perjalanan penulisan novel tersebut yang lumayan cukup lama. 

Riset dengan membaca buku dan langsung menuju lokasi di kepulauan Mentawai yang menjadi latar cerita, membuat kami kagum. Ternyata tidak semudah itu membuat novel. Pantaslah jika novel ini mendapat penghargaan. 

Inspirasi dari Banten untuk Literasi Indonesia 

Selain kegiatan di atas, ada juga acara seminar tentang perbukuan di auditorium. Pertunjukan seni budaya, seperti musik dan tari dari Banten, melengkapi acara festival yang mengusung tema "Inspirasi dari Banten".

Jadwal Acara Festival Harbuknas 2021 (Dokpri)
Jadwal Acara Festival Harbuknas 2021 (Dokpri)

Ternyata, pada zaman dahulu, terdapat juga tokoh dari Banten yang mempengaruhi literasi Indonesia, bahkan dunia. Sebut saja Syech Nawawi al-Bantani, Husen Djajadiningrat dan Syafrudin Prawiranegara.

Cukup bangga juga, banyak orang-orang besar yang memiliki andil dalam literasi Indonesia dari Banten. Selain Gol A Gong yang menjadi Duta Baca Indonesia ada juga Firman Venayaksa sebagai ketua panitia, dosen, sekaligus promotor literasi, yang sekarang menjadi penasihat di Forum TBM Nasional. 

Dengan adanya festival ini setiap tahun di tempat yang berbeda, semoga wajah perbukuan menjadi baik dan literasi di Indonesia semakin berkembang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun