Mohon tunggu...
Hayati Alvia
Hayati Alvia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan salah satu mahasiswi di Universitas Lancang Kuning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

OPINI : Menurunnya Minat Baca di Perpustakaan Bagi Kalangan Gen-Z. Salah Siapakah?

25 Januari 2025   17:56 Diperbarui: 26 Januari 2025   06:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pengunjung Perpustakaan SMA Negeri 1 Tandun (Sumber : Picture by Hayati Alvia)

Seringkali kita mendengar bahwa Perpustakaan merupakan jantungnya Pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Layaknya Jantung yang senantiasa berdetak yang berarti pertanda suatu kehidupan. Begitu juga dengan Perpustakaan yang menjadi Jantungnya Sekolah harus tetap berdetak. Bukan hanya berdetak, jantung tersebut haruslah sehat. 

Ada Ungkapan istilah  " Tubuh Yang Sehat pastilah memiliki Jantung Yang Sehat dan Jantung yang sehat pertanda jiwa yang sehat pula ". Ya benar. Lalu Bagaimana jika jantung yang kian berdetak itu melemah misalnya? atau tiba-tiba berdetak tak sesuai dengan ritme seharusnya? tentu akan membuat seseorang panik dan merasa perlu memeriksakan diri. Namun jika ia tak peka dengan sinyal yang diberikan oleh tubuhnya bisa saja akan berdampak fatal bagi kesehatannya. 

Lalu hubungannya dengan Perpustakaan apa? 

Jika kamu disuguhkan dengan satu kata "PERPUSTAKAAN" pasti yang ada dalam pikiran kamu saat itu makna perpustakaan itu tumpukan buku, ruang yang sepi, dan salah satu tempat yang mungkin hanya sekedar kamu lalui dan enggan untuk kamu singgahi. Sebenarnya apa defenisi Perpustakaan itu sendiri? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perpustakaan ialah tempat untuk menyimpan dan memelihara koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang berfungsi menyediakan koleksi untuk memberikan suatu informasi, pengetahuan yang dibaca, dipelajari, dan dibicarakan.

Perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah saat ini mulai mengalami penurunan baik dari segi pengunjung dan juga peminjam koleksinya. 

Bagi Kalangan Gen Z membaca buku di Perpustakaan Sekolah adalah suatu hal yang sangat membosankan dan dianggap kuno. Mereka cenderung lebih menyukai dan terbiasa dengan hal-hal yang berbau teknologi dan sesuatu yang cepat seperti konten singkat, visual dan instan. Bagaimana tidak. Segala informasi bisa diakses dengan mudahnya. Bahkan ketika mereka penat dari rutinitas dan kegiatan mereka, hal yang mereka lakukan sepulang sekolah mereka akan memilih menghabiskan waktu untuk bermain game, atau berselancar diberbagai platform sosial media untuk meningkatkan kembali mood mereka. 

Hanya sebagian kecil dari mereka yang suka membaca meski hanya bacaan yang ringan seperti Novel Umumnya. 

Hal ini bisa terjadi karena zaman yang sudah sangat modern dan serba digital sehingga menyebabkan siswa-siswi enggan untuk datang berkunjung. Kesibukan dan tekanan pelajaran juga membuat waktu luang mereka untuk membaca menjadi lebih terbatas.

Menurut data UNESCO menyebutkan, masyarakat Indonesia yang masih punya minat membaca hanya 0,0001 %. itu berarti dari 1000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.  Sangat berbeda sekali dengan generasi sebelumnya dimana mereka benar-benar memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk belajar dan menggali informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun