Mohon tunggu...
Hayatdin
Hayatdin Mohon Tunggu... -

senang mendaki, travelling ke pedalaman, saat ini tinggal di papua.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pendakian ke Puncak Carstenzs Pyramid

21 Maret 2016   20:39 Diperbarui: 21 Maret 2016   21:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Puncak pyramid dari kejauhan"][/caption]Setiap pendaki gunung mesti mengimpikan untuk sampai ke puncak ini yaitu carstenzs pyramid yang ketinggiannya 4884 dpl. Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di Indonesia kawasan Oceania. Puncak Jaya adalah salah satu dari tujuh puncak dunia.Memang tidak mudah untuk sampai ke sana disamping jaraknya yang jauh dari Jakarta (pulau jawa) juga biaya yang di keluarkan terlampau besar.

Ada dua jalur untuk bisa menapaki puncak itu yang pertama melalui jalur PT Freeport Indonesia barangtentu harus melalui perizinan dari pihak-pihak terkait dan tentu akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan izin resmi dari perusahaan tambang tersebut. Yang ke dua adalah melalui jalur umum atau jalur yang sering di lalui pendaki-pendaki lainnya yaitu melalui jalur desa Ugimba atau Sugapa. Jalur ini memerlukan total perjalanan 5 sampai dengan 6 hari perjalanan dengan biaya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk satu trip perjalanan.

Kami sangat beruntung bisa melalui jalur perusahaan PT Freeport Indonesia, setelah melaui berbagai perizinan dan prosedur standar safety dan kesehatan kami pun mendapat izi untuk melalui jalur ini. Boleh di kata jalur ini jalur shortcut alias jalur pendek dan memotong karena selain dekat juga kita tidak memerlukan waktu yang lama. Jika dibanding jalur melalui desa Ugima atau Sugama bisa 5-6 hari maka melalui jalur perusahaan tambang ini hanya 2-3 hari saja untuk sampai ke base camp.

Danau tiga menuju tanjakan pintu angin

Perjalanan sesugguhnya akan di mulai dari bali dump yaitu daerah area operasi perusahaan tambang tersebut. Dari bali dump kita akan menuruni lembah dan akan menjumpai zebra wall dari sini kita bisa ngecamp satu malam atau terys melanjutkan perjalanan sampai ke danau 3 untuk ber aklimatisasi. Besok pagi jika cuaca cerah dan kondisi baik kita bisa melanjutkan ke base camp dengan melewati pintu angin. Dinamakan pintu angin karena daerah ini seperti terowongan. Diapit dua tebing batu yang sempit dan jalan yang menanjak sehingga angin yang lewat di area ini sangat kencang.

Sesampai di base camp di ketinggian 4000 dpl kita membuka tenda untuk kembali ngecamp beberapa malam dan mempersiapkan pendakian ke beberapa puncak di sekitarnya. Area basecamp seluas 100 meteran adalah area yang di kelilingi danau berwarna biru berair asam. Area ini menjadi tempat ideal untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kita mendaki ke carstenzs pyramid 4884 dpl, nggapulu, puncak soekarno 4700 dpl atau pun carstenzs timur puncak-puncak yang masih di selimuti salju abadi.

Bentangan salu abadi di puncak Nggapulu

Setelah menunggu dua malam ditenda dengan udara dingin serta hujan membuat kami tidak berani untuk keluar tenda. Akhirnya di hari ke tiga kami bersiap-siap untuk mendaki.  Jam 03.00 wit kami dibangunkan oleh ketua team untuk sarapan. Nasi hangat dengan lauk sarden serta teh manis kami kami makan dengan lahap. Sarapan pagi ini sangat penting karena kami nanti tidak akan menemukan nasi lagi di perjalanan. Termos kami isi penuh dengan teh manis panas dan kami masuk dalam daypack.

Selesai sarapan kami mempersiapkan alat-alat pendakian yang akan kami gunakan, carabiner, axcender, dicender dan harness kami susun rapi dalam daypack bersama roti dan coklat bekal kami di perjalanan. Udara dingin menusuk masuk kedalam jaket kami membuat bulu roma merinding. Setelah berdoa bersama kami bergerak perlahan meninggalkan bsecamp di ketinggian 4200 m dpl. Beriringan kami menyusuri jalan setapak berbatu gamping yang tajam. Di pagi itu jalanan setapak kami sinari dengan headlamp yang terpasang di helmet kami. Dari kejauhan nampak seperti kunang-kunang. Tanjakan “cinta“ mulai terlihat walau samar inilah tajankan yang akan kami lalui berkemiringan antara 45- 50 derajad. Setapak demi setapak kami melangkahkan kaki sambil berpegangan kepada tongkat pembantu. Kami harus hati-hati jika tidak mau tergelincir.

Basecamp diatas ketinggian 4000 meter dpl

Tanjakan pertama telah kami lalui dan jam telah menunjukan pukuk 04.00 sementara kami harus sampai di bibir tebing carstenzs pyramid sekitar jam 05.00. Kemudian kami melalui turunan yang curam sebelum akhirnya menemui jalan datar dan akhirnya sampai di bibir tebing itu. Kami menyempatkan sholat subuh bergantian karena tempat yang kami pakai hanya cukup 2 orang dan tentu kami harus hati-hati. Harness dan peralatan pendakian kami pasang di pinggangdan kami amsing-masing saling mengecek jika ada kekurangan atau salah pasang sebab jika sudah naik kami harus bekerja sendiri-sendiri dengan peralatannya.

Pemanjatan dibagi tiga tim, tim pertama akan memanjat dengan melalui jalur tali sambil mengecek kelayakan tali. Kemudian tim kedua akan manjat jika tim pertama sudah sampai di ujung tali. Setiap tali dengan diameter 11mm dan panjang 50 meter kami lalui satu persatu. Waktu sudah menunjukan pukul 07.15 ketika tim pertama sudah menyelesaikan tali pertama dan matahari sudah terasa terik. Tim kedua menyusul menyusuri tali selangkah demi selangkah kemudian diantara kami ada yang berteriak “rock” berarti ada batu jatuh yang harus kami waspadai.

Jalur tyroleyan di ketinggian 4700 meter dpl

Pukul 08.35 kami sampai “diteras besar” tempat landai yang sering digunakan untuk ngecamp alias menginap yang hanya bisa mendirikan dua tenda saja. Setelah meneguk teh manis hangat kami dihadapkan tebing dengan ketinggian 50 m serta kemiringan hampir 90 derajad. Kami pun bergerak perlahan selangkah demi selangkah sementara kaki kami tertancap di tumpukan salju sepanjang jalur menuju tebing tegak itu. Tali caramentel diameter 10 mm kami lalui satu persatu dengan bertumpu pada kaki sementara tangan kami bergerak memegang batuan tajam disisi kanan dan kiri. Sarung tangan yang kami pakai sudah mulai terkoyak akibat batuan tajam tadi. 

Jam 09.30 kami menapakkan kaki di ridge atau “kandang babi” batuan gamping yang berserakkan itulah yang menyebabkan disebut kandang babi karena mirip kotoran binatang itu.  Dengan lebar 2 meter dan panjang 50 meter tempat ini begitu menarik karena diwaktu kondisi cuaca cerah akan terlihat sekliling panorama indah menakjudkan dan diujung telah menanti penyeberangan tyroleyan membentang sejauh 100 meteran dengan kedalaman 300 meter kebawah inilah awal petualangan yang mendebarkan. Satu persatu kami menyeberangi bentangan kawat dengan diameter 12 mm itu dan meluncur mengikuti grafitasi beban tubuh dan ransel. Beberapa teman membantu untuk menarik agar tali tidak terlalu terbebani dan waktu tempuh lebih cepat agar kami tidak terjebak dalam cuaca. 

Dalam kondisi tertentu cuaca extrim bisa menjebak setiap pendaki dan  kejadian telah membuktikannya. Dari sini 2 jam perjalanan akan kami tempuh untuk sampai di puncak (summit) 4884 meter dpl. Kemudian kami bergerak melanjutkan perjalanan ketika semua sudah menyeberangi troleyan.  Sepanjang perjalanan ke puncak salju mulai turun dengan derasnya menyirami tubuh-tubuh kami. Satu dari dua patahan sedalam 20 meter dengan jarak satu dengan yang lainnya 100 meteran akan kami lalui dan alhamdulillah semua dengan lancar bisa kami selesaikan. Setelah patahan tanjakan sepanjang 50 meter dengan kemiringan 35 derajad telah menghadang kami disisa-sisa perjalanan kami mencapai puncak. 

Tiga puncak Nggapulu terlihat dari puncak carstenzs pyramid

Puncak yang kami idamkan mulai terlihat - sedikit meggunakan teknik panjat tebing kami sampai di puncak (summit). Puncak carstenzs pyramid idaman pendaki dunia dan termasuk dalam seven summit telah kami raih. Dan kami kibarkan bendera merah putih bertepatan dengan waktu sholat dhuhur. Kami saling berpelukan dan ada yang berurai air mata karena terharu dengan ke agungan Tuhan Yang Maha Kuasa atas ciptaan semestaNya. Tepat pukul 14.00 kami bersiap untuk turun dan saljupun berguguran dengan derasnya menerpa kami.

Kegembiraan dan rasa syukur di puncak carstenzs pyramid 4884 meter dpl

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun