Pemanjatan dibagi tiga tim, tim pertama akan memanjat dengan melalui jalur tali sambil mengecek kelayakan tali. Kemudian tim kedua akan manjat jika tim pertama sudah sampai di ujung tali. Setiap tali dengan diameter 11mm dan panjang 50 meter kami lalui satu persatu. Waktu sudah menunjukan pukul 07.15 ketika tim pertama sudah menyelesaikan tali pertama dan matahari sudah terasa terik. Tim kedua menyusul menyusuri tali selangkah demi selangkah kemudian diantara kami ada yang berteriak “rock” berarti ada batu jatuh yang harus kami waspadai.
Pukul 08.35 kami sampai “diteras besar” tempat landai yang sering digunakan untuk ngecamp alias menginap yang hanya bisa mendirikan dua tenda saja. Setelah meneguk teh manis hangat kami dihadapkan tebing dengan ketinggian 50 m serta kemiringan hampir 90 derajad. Kami pun bergerak perlahan selangkah demi selangkah sementara kaki kami tertancap di tumpukan salju sepanjang jalur menuju tebing tegak itu. Tali caramentel diameter 10 mm kami lalui satu persatu dengan bertumpu pada kaki sementara tangan kami bergerak memegang batuan tajam disisi kanan dan kiri. Sarung tangan yang kami pakai sudah mulai terkoyak akibat batuan tajam tadi.
Jam 09.30 kami menapakkan kaki di ridge atau “kandang babi” batuan gamping yang berserakkan itulah yang menyebabkan disebut kandang babi karena mirip kotoran binatang itu. Dengan lebar 2 meter dan panjang 50 meter tempat ini begitu menarik karena diwaktu kondisi cuaca cerah akan terlihat sekliling panorama indah menakjudkan dan diujung telah menanti penyeberangan tyroleyan membentang sejauh 100 meteran dengan kedalaman 300 meter kebawah inilah awal petualangan yang mendebarkan. Satu persatu kami menyeberangi bentangan kawat dengan diameter 12 mm itu dan meluncur mengikuti grafitasi beban tubuh dan ransel. Beberapa teman membantu untuk menarik agar tali tidak terlalu terbebani dan waktu tempuh lebih cepat agar kami tidak terjebak dalam cuaca.
Dalam kondisi tertentu cuaca extrim bisa menjebak setiap pendaki dan kejadian telah membuktikannya. Dari sini 2 jam perjalanan akan kami tempuh untuk sampai di puncak (summit) 4884 meter dpl. Kemudian kami bergerak melanjutkan perjalanan ketika semua sudah menyeberangi troleyan. Sepanjang perjalanan ke puncak salju mulai turun dengan derasnya menyirami tubuh-tubuh kami. Satu dari dua patahan sedalam 20 meter dengan jarak satu dengan yang lainnya 100 meteran akan kami lalui dan alhamdulillah semua dengan lancar bisa kami selesaikan. Setelah patahan tanjakan sepanjang 50 meter dengan kemiringan 35 derajad telah menghadang kami disisa-sisa perjalanan kami mencapai puncak.
Puncak yang kami idamkan mulai terlihat - sedikit meggunakan teknik panjat tebing kami sampai di puncak (summit). Puncak carstenzs pyramid idaman pendaki dunia dan termasuk dalam seven summit telah kami raih. Dan kami kibarkan bendera merah putih bertepatan dengan waktu sholat dhuhur. Kami saling berpelukan dan ada yang berurai air mata karena terharu dengan ke agungan Tuhan Yang Maha Kuasa atas ciptaan semestaNya. Tepat pukul 14.00 kami bersiap untuk turun dan saljupun berguguran dengan derasnya menerpa kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H