Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Gelombang 5 Kelompok 1 Semester Genap 2024 menjalankan program kerja "Menumbuhkan Budaya Baca dan Tulis dengan Metode Experiental Learning di SD Muhammadiyah 4 Kota Batu". Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).Â
Kota Batu - Tim Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM)Tim PMM ini beranggotakan 5 orang, yang terdiri dari Bintang Oktavi Ananta (Ilmu Keperawatan-FIKES), Hawin Sutirta Happy (Pendidikan Bahasa Indonesia-FKIP), Ardelia Zahra Damayanti (Pendidikan Bahasa Indonesia-FKIP), Muzaki Putra Sofyansah (Ilmu Keperawatan-FIKES), Sadam Muchammad Rafsanjani (Teknik Mesin-FT) dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Lintang Satiti Mahabella ST., MT.
Literasi merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, meliputi kemampuan membaca, menulis, memahami, dan mengolah informasi. Tingkat literasi yang rendah menjadi salah satu tantangan besar dalam upaya kualitas pendidikan di Indonesia. Rendahnya minat baca dan menulis di kalangan anak-anak, khususnya di tingkat sekolah dasar (SD) menunjukan perlunya intervensi sejak dini.Â
Menyadari pentingnya literasi sejak dini, Tim PMM kami merancang sebuah program kerja "Menumbuhkan Budaya Baca dan Tulis dengan Metode Experiental Learning di SD Muhammadiyah 4 Kota Batu".Â
Metode experiental learning ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pengalaman sebagai proses pembelajaran, maka dari itu metode ini dianggap mampu membantu siswa untuk mengembangkan ketrampilan dan kreativitas karena mereka belajar dengan cara relevan di dunia nyata.
Kegiatan ini dilaksanakan bulan Agustus 2024, dimana  pembelajaran dibagi menjadi 4 sub tema, yang pertama adalah "Mendengarkan-Menyimak" Tim membacakan cerita atau memberikan intruksi lisan yang harus didengarkan dan disimak oleh siswa. Cerita yang disajikan berupa pengalaman nyata dan situasi yang akrab dalam kehidupan sehari-hari.Â
Kegiatan ini juga dilengkapi dengan diskusi setelahnya untuk memastikan pemahaman siswa. Kedua "Membaca-Memahami" Siswa diajak untuk membaca berbagai jenis teks seperti cerita pendek dan puisi.Â
Tidak hanya membaca secara mandiri, kami juga menyediakan sebuah game yaitu menyusun sebuah cerpen yang acak lalu diurutkan, hal ini dirasa membantu siswa agar tidak merasa bosan dalam membaca sebuah teks, karena siswa terlibat secara aktif dan merasa tertantang untuk terus bealajar.Â
Setelah membaca, siswa didorong untuk mendiskusikan isi teks, menjawab pertanyaan pemahaman atau membuat ringkasan untuk memastikan bahwa mereka memahami apa yang telah dibaca.Â
Ketiga "Menulis Karya" Siswa diajak untuk menulis karya berupa cerita pendek ataupun puisi berdasarkan pengalaman mereka. Tim memberikan panduan dalam bentuk brainstorming ide, membuat kerangka karya dan memperbaiki tulisan.Â
Keempat "Cerita Bergambar" Siswa diajak untuk membuat cerita bergambar berdasarkan imajinasi dan pengalaman. Siswa diminta untuk menghubungkan kata-kata dengan gambar, kombinasi antara literasi visual dan literasi tekstual, di mana gambar dan teks saling melengkapi untuk menyampaikan pesan atau cerita.Â
Kegiatan ini mengembangkan kemampuan siswa dalam menghubungkan kata-kata dengan gambar, serta meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa terhadap alur cerita. Kegiatan ini tentu mendapatkan respon positif dari siswa dan juga guru di SD Muhammadiyah 4 Kota Batu.
"Penerapan empat sub tema ini dikemas dengan metode pembelajaran exsperiental learning yang memiliki keunggulan signifikan karena memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman langsung yang relevan dalam kehidupan mereka, besar harapan kami agar diterapkan secara berkelanjutan di lingkungan sekolah". Jelas hawina sebagai penanggung jawab program kerja literasi.
Kegiatan yang dirancang dengan pendekatan ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama, serta mendorong pembelajaran yang berkesinambungan.Â
Peranan pendidik dalam penerapan metode pembelajaran sangat penting dan multifased, karena pendidik bukan hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing bagi siswa. Maka dari itu metode yang digunakan pendidik dalam proses belajar-mengajar menjadi salah satu kunci utama keberhasilan dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H