Mohon tunggu...
Hawa ino
Hawa ino Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswi

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Filsuf Pasca Strukturalis Asal Prancis Lyotard

6 Januari 2024   21:56 Diperbarui: 6 Januari 2024   22:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sementara dalam filsafat libidinal fokusnya adalah untuk memastikan bahwa penafsiran tunggal atas suatu peristiwa tidak menjadi hegemonik, dalam filsafat Lyotard selanjutnya ia terutama tertarik pada pertanyaan-pertanyaan tentang keadilan yang muncul di antara penafsiran-penafsiran yang bersaing atas peristiwa-peristiwa. Filosofi bahasa dan keadilan Lyotard dikembangkan sepenuhnya melalui gagasan perbedaan dalam buku berjudul sama.

Lyotard memperkenalkan konsep paganisme sebagai cara berpikir yang menganut perbedaan yang tak terukur dan menolak kebenaran universal. Filsafat tersebut membela pluralisme dan keberagaman sejalan dengan ontologi Lyotard tentang peristiwa individu. Menganalisis politik melalui retorika belaka, Lyotard berpendapat bahwa setiap wacana adalah sebuah narasi, mempertanyakan wacana induk atau metanarasi sebagai landasan penilaian. Menurut Lyotard, paganisme melibatkan penilaian tanpa kriteria yang ada dan mendukung penilaian yang spesifik dan plural daripada skema universal. Meskipun Lyotard menolak kriteria universal, ia menekankan perlunya penilaian atas nama keadilan.

Lyotard awalnya memperkenalkan istilah dan paganisme kemudian menjadi postmodernisme. Karya tersebut diterbitkan pada tahun 1979 dan ditugaskan oleh pemerintah Quebec. Konsep utama Lyotard adalah ketidakpercayaan terhadap metanarasi, yang menolak narasi luas tentang sejarah dan tujuan manusia yang melegitimasi pengetahuan dan praktik budaya. Ia secara khusus mengakui kemunduran metanarasi dalam postmodernitas, yang ditandai dengan fragmentasi dan pluralisme.Lyotard mengkaji perubahan status pengetahuan dalam masyarakat postmodern, dengan fokus pada dampak perkembangan teknologi, khususnya komputerisasi. Ini menekankan interaksi antara pengetahuan dan kekuasaan.

Di era postmodern Lyotard, seni diistimewakan karena pengaruhnya yang agung dan perhatiannya terhadap perbedaan, dengan fokus pada kemampuan avant-garde untuk mendobrak ekspektasi dan konvensi. Seni visual dan puisi memainkan peran penting dalam filosofi ini, menghubungkan kekuatan afektif dan menantang tatanan yang sudah mapan.Filsafat libidinal Lyotard mengeksplorasi kekuatan afektif seni, menekankan bentuk dan warna sebagai tensor sistem signifikan. Seniman avant-garde seperti Czanne, Duchamp dan Delaunay ditonjolkan, dengan fokus khusus pada proses melukis sebagai pelepasan energi libidinal yang kuat melalui eksperimen. Dalam postmodernisme Lyotard, ia mengembangkan teori estetika seni postmodern yang berbeda dengan gagasan postmodern lainnya. Ia memberi tumpuan kepada eksperimen avant-garde, ekspresionisme abstrak dan karya Barnett Newman. Lyotard membedakan antara modern dan postmodern, dengan alasan bahwa postmodernisme berfungsi dalam modernisme dan berfungsi sebagai kekuatan pengganggu yang menutupi norma-norma yang diterima. Menurut Lyotard, seni avant-garde postmodern tetap memiliki kemampuan mengganggu, berhubungan dengan keagungan, dan menunjukkan perbedaan. 

Itu tadi merupakan beberapa cerita singkat tentang filsuf Jean Francois Leotard yang bisa kita ulik, semoga artikel ini bermanfaat.

Saya, selaku penulis mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan artikel ini. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun