Mohon tunggu...
Hawa ino
Hawa ino Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswi

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran William Dilthey

3 Januari 2024   14:35 Diperbarui: 3 Januari 2024   14:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

William Dilthey adalah seorang filsuf Jerman yang mempengaruhi pemikiran humanis dan hermeneutika. Dalam konteks epistemologi musikal, Dilthey menekankan pentingnya memahami karya seni, termasuk musik, melalui pengalaman subjektif dan konteks sejarah.   Menurutnya, hermeneutika berperan penting dalam menafsirkan makna karya seni, menemukan ekspresi batin setiap individu dan menghubungkannya dengan konteks budaya. Dilthey mengusulkan pendekatan hermeneutika yang lebih menitikberatkan pada pengalaman manusia dan kehidupan sehari-hari, sehingga memberikan landasan bagi pemahaman yang lebih mendalam terhadap karya seni, termasuk musik.   

Dalam epistemologi musiknya, ia mendorong keterlibatan emosional dan intelektual dengan musik untuk merasakan dan memahami maknanya.  Menurut Dilthey, filsafat bersifat historis, artinya pemahaman tentang peristiwa sejarah tidak dapat dipisahkan dari filsafat.  Dilthey membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian, yaitu Naturwissenschaften (ilmu alam) dan Geisteswissenschaften (ilmu humanistik). Menurut Dilthey, pembagian ini penting karena Naturwissenschaften merupakan ilmu eksakta yang penerapannya menggunakan metode ilmiah yang sangat ketat yang hasilnya harus dibuktikan di laboratorium dengan metode ilmiah. Sifat-sifat Naturwissenschaften  teratur, dapat diprediksi, dan dapat dijelaskan. Kelompok ini mencakup ilmu-ilmu fisika yang  meliputi biologi, kimia, fisika, dan ilmu alam Geisteswissenschaften adalah semua ilmu yang berhubungan dengan pikiran manusia, seperti sejarah, psikologi, fisika, filsafat, ilmu-ilmu sosial, seni, agama, sastra dan ilmu-ilmu sejenisnya. Geisteswissenschaften bercirikan sistem nilai dan verstehen (pemahaman).  Menurut Dilthey, kemampuan memahami orang atau diri sendiri erat kaitannya dengan kehidupan batin  Menurut Dilthey, manusia tidak dapat memahami alam karena alam bukanlah hasil ciptaan manusia. Di sisi lain, orang-orang memahami kehidupan sebagaimana kaitannya dengan mereka.   Pengetahuan diri tidak dapat dipisahkan dari alam semesta manusia. Artinya memahami apa yang sebenarnya terjadi agar tercipta suatu ekspresi yang dapat dianut oleh orang lain dan tidak dapat dipisahkan dari hubungan batin antara manusia universal dengan setiap individu.  

 Dilthey menekankan bahwa tidak mungkin memahami orang lain tanpa memahami diri sendiri terlebih dahulu. Atau dengan kata lain, apakah Anda memahami semuanya   Menerapkan hermeneutika dalam kehidupan sehari-hari memerlukan pemahaman  mendalam tentang bagaimana  pengalaman dan interaksi kita diinterpretasikan.  

Itu mengandung:   

1. Akurasi Persepsi: Amati situasi dengan cermat dan identifikasi faktor kontekstual yang mungkin mempengaruhi pemahaman    

2. Empati dan pengertian: Cobalah untuk memahami sudut pandang orang lain dengan menempatkan diri Anda pada posisi mereka, yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik.   

3. Refleksi diri: menggunakan hermeneutika untuk memahami makna di balik tindakan dan perasaan pribadi, untuk mendorong pertumbuhan pribadi dan pemahaman diri.  

 4. Minat pada konteks budaya: menghargai perbedaan budaya dan konteks sosial dalam menafsirkan pesan, sehingga memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam   

5. Menerima kompleksitas: Sadarilah bahwa banyak situasi dan konsep dapat memiliki berbagai tingkat makna dan memerlukan keterbukaan terhadap interpretasi yang berbeda.    

Dengan menerapkan hermeneutika, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih kaya tentang dunia di sekitar kita, membina hubungan antarmanusia yang lebih baik, dan memperdalam makna kehidupan sehari-hari.   Seorang filsuf yang dapat dianggap sebagai kritikus terhadap pemikiran humanistik dan hermeneutik William Dilthey adalah Wilhelm Windelband.  Filsuf neo-Kantian Jerman Windelband mengkritik pendekatan sejarah dan hermeneutis ilmu-ilmu sosial.  Windelband  berpendapat bahwa ilmu-ilmu sosial memerlukan metode yang lebih umum dan universal serupa dengan ilmu-ilmu alam.  Ia menekankan perlunya "verstehen" (pemahaman) dalam ilmu-ilmu sosial, namun  menolak argumen Dilthey yang menyatakan bahwa hanya pendekatan historis dan hermeneutik yang dapat membantu kita memahami kehidupan, pemikiran batin, individu. Dengan demikian, Windelband mengungkapkan keraguannya terhadap eksklusivitas pendekatan hermeneutik, tanpa sepenuhnya menentang pemikiran Dilthey,  dan menekankan pentingnya metode ilmu pengetahuan alam dalam memahami fenomena sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun