Mohon tunggu...
Hawa ino
Hawa ino Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswi

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidaksetaraan Ekonomi dalam Sosiologi

29 Oktober 2023   01:50 Diperbarui: 29 Oktober 2023   02:07 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat, pola perilaku individu dalam berkelompok, dan interaksi sosial. Dalam bidang ini, kita difokuskan tentang bagaimana pemahaman budaya, sosial, dan faktor faktor lainnya dapat mempengaruhi individu dalam kelompok. Sosiologi juga membantu menganalisis fenomena sosial seperti ketidaksetaraan, konflik, pertentangan sosial dan berbagai aspek lain dari kehidupan manusia dalam konteks sosial. 

Salah satu pendiri sosiologi adalah Auguste Comte, seorang filsuf dari prancis yang lahir pada 19 Januari 1798 di Montpellier, Perancis yang kerap disebut sebagai salah satu pendiri awal atau bapak sosiologi. Menurut Comte, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pemahaman hukum sosial dalam bermasyarakat. Comte berpendapat bahwa metode ilmiah harus digunakan untuk mempelajari dan memprediksi manusia dalam bermasyarakat. Pemikiran comte tersebut menjadi dasar sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang memahami masyarakat melalui pendekatan ilmiah dan positif. 

Comte membagi sejarah perkembangan pemikiran manusia dalam tiga tahap: Tahap Teologis, Tahap Metafisik, dan Tahap Positif. Menurutnya, sosiologi adalah bagian dari Tahap Positif, di mana pengetahuan diperoleh melalui observasi, pengukuran, dan metode ilmiah. Comte juga menekankan pentingnya menggunakan metode positif atau ilmiah dalam memahami fenomena sosial. Konsep Comte sangat mempengaruhi banyak teori dan metode dalam studi sosiologi modern.

Salah satu contoh kasus dari sosiologi yang akan kita bahas saat ini dan kita teliti secara ilmiah yaitu ketidaksetaraan ekonomi yang sekarang banyak kita jumpai di kehidupan sehari hari. Ada banyak contoh yang bisa kita ambil dari ketidaksetaraan ekonomi. Yang pertama ada ketidaksetaraan pendapatan global, maksud dari contoh tersebut adalah antara negara kaya dan miskin, negara yang kaya sudah berkembang maju sementara negara yang miskin harus mengalami kesulitan ekonomi. Yang kedua ada akses terhadap pendidikan, kelompok kaya akan dapat mudah mengakses pendidikan dan bisa mendapat pendidikan yang berkualitas semesntara kelompok miskin hanya bisa mengakses pendidikan dengan sangat terbatas. Ketiga akses layanan kesehatan, kelompok kaya akan dengan mudah mendapatkan perawatan medis dengan sangat baik, sementara kelompok miskin terbatas. Keempat ketidaksetaraan ekonomi dalam regional, beberapa wilayah dalam negara dapat mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat sementara yang lain tertinggal. Kasus- kasus ini mencerminkan kompleksitas dalam berbagai tingkatan, dari individu hingga global.

Faktor faktor yang menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi secara ilmiah faktor pendidikan, faktor keterampilan adanya diskriminasi, ketidaksetaraan askes modal, warisan kekayaan keluarga, krisis ekonomi, globalisasi, pajak dan kebijakan sosial. Studi ilmiah seperti ekonomi dan sosiologi berupaya untuk memahami hubungan yang kompleks antara faktor dan dampak ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat.

Ketidaksetaraan ekonomi bisa membuat berbagai dampak negatif, baik bagi kehidupan individu maupun masyarakat dalam keseluruhan. Akibat yang terjadi  dari ketidaksetaraan ekonomi seperti masalah kesehatan, ketidaksetaraan pendidikan, ketegangan sosial, adanya kriminalitas dan munculnya ketidak amanan, kurangnya kemajuan ekonomi keseluruhan. Ketidaksetaraan ekonomi tidak hanya  masalah sosial saja, tetapi juga masalah politik dan ekonomi. Banyak pihak termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan kelompok masyarakat yang berusaha untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi melalui kebijakan, regulasi dan upaya upaya untuk meningkatkan akses ke pendidikan dan layanan sosial.

Sebagai masyarakat yang sadar akan hal itu, sebaiknya kita memiliki peran dan harus bijak dalam mengatasi hal ini. Kita harus memiliki kesadaran sosial, mengedepankan keadilan, memberi dukungan kepada semua masyarakat tanpa membeda bedakan, dan memberi dukungan untuk kebijakan inklusif. 

Sekian yang dapat saya sampaikan dalam artikel kali ini, kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun