Mohon tunggu...
Hawa arini Dina yasmin
Hawa arini Dina yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengintegrasikan Teori Pengkondisian Klasik dalam Konsep Belajar dan Pembelajaran yang Efektif

27 September 2024   08:41 Diperbarui: 27 September 2024   08:47 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2. Penggunaan Stimulus untuk Memfasilitasi Belajar

   Strategi : Menggunakan stimulus yang menarik dapat meningkatkan perhatian dan minat siswa. Pendekatan ini juga membuat pengalaman belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik.
   Contoh : Seorang guru bahasa Inggris menggunakan lagu-lagu pop yang sedang tren untuk mengajarkan kosakata baru. Setiap kali siswa mendengarkan lagu tersebut, mereka terpapar pada kosakata yang ingin diajarkan. Misalnya, ketika siswa mendengarkan lagu tentang cinta, mereka belajar kata-kata baru seperti "heart," "love," dan "forever." Dengan cara ini, siswa mulai mengasosiasikan lagu tersebut dengan pelajaran bahasa yang menyenangkan.

3. Mengurangi Respon Negatif

Mengubah pengalaman negatif menjadi pengalaman yang lebih positif dapat membantu siswa mengurangi kecemasan dan ketakutan. Sebelum peristiwa yang mungkin mengancam, pengkondisian klasik dapat digunakan untuk membangun hubungan yang positif.
   Sebagai contoh, seorang guru sains memutuskan untuk mengadakan sesi pembelajaran interaktif setelah menyadari kecemasan siswa menjelang ujian akhir. Sebelum ujian, ia mengadakan kuis dengan hadiah kecil dan permainan yang berhubungan dengan materi ujian. Siswa mengurangi kecemasan mereka ketika mengambil bagian dalam kegiatan yang menyenangkan.

4. Penerapan dalam Manajemen Kelas

Selain itu, pengkondisian klasik dapat digunakan untuk mengontrol perilaku siswa di kelas. Siswa akan lebih terdorong untuk berperilaku sesuai harapan jika diberikan konsekuensi positif untuk perilaku yang baik.
   Dalam praktik manajemen kelas, seorang guru dapat memberikan poin atau penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku baik, seperti membantu teman sekelas atau mendengarkan dengan baik saat orang lain berbicara. Jika seorang siswa tidak mengganggu teman sekelasnya, guru dapat memberikan poin tambahan. Siswa belajar berperilaku baik karena mereka ingin mendapatkan reward ini.
 

5. Membangun Keterhubungan Emosional

 Menggunakan pengkondisian klasik untuk membangun keterhubungan emosional dengan materi pelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik dan terlibat dalam proses belajar. seperti contoh  Seorang guru sejarah memulai pelajaran dengan cerita yang menggugah emosi tentang perjuangan tokoh sejarah. Dengan menceritakan bagaimana seorang pahlawan mengorbankan segalanya demi bangsa, siswa akan lebih terhubung secara emosional dengan materi. Ketika mereka belajar tentang peristiwa-peristiwa tersebut di kemudian hari, mereka akan lebih mudah mengingat informasi karena memiliki keterikatan emosional.

Kesimpulan

Dengan menggabungkan teori pengkondisian klasik ke dalam konsep pembelajaran, tidak hanya metode pengajaran menjadi lebih baik, tetapi juga pengalaman belajar siswa. Mereka dapat membuat lingkungan belajar yang lebih menarik dan produktif dengan membangun kebiasaan positif, menggunakan stimulus yang menarik, mengurangi respon negatif, manajemen kelas yang efektif, dan membangun hubungan emosional.

Pendidik yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajar. Oleh karena itu, teori pengkondisian klasik masih relevan saat menciptakan pengalaman belajar yang signifikan dan berdampak bagi generasi berikutnya. Metode ini menghasilkan siswa yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga siswa yang memiliki keterampilan sosial dan emosional yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun