Lalu, apa saja yang dapat mempercepat penularan COVID-19 pada kluster keluarga? Berikut adalah beberapa faktor risiko COVID-19 kluster keluarga yang perlu diketahui.
Usia Lanjut Dan Penderita Komorbid Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan orang yang berusia lanjut dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan paru-paru), lebih rentan untuk menjadi sakit parah setelah terinfeksi COVID-19.
Penelitian menunjukkan penyebab lansia rentan terserang berbagai penyakit termasuk COVID-19 adalah imunitas dan fungsi tubuh yang menurun akibat proses penuaan.Â
Sistem imun yang melemah ditambah adanya penyakit kronis dapat meningkatkan risiko COVID-19 pada lansia, baik risiko terjadinya infeksi virus corona maupun risiko gangguan yang parah hingga kematian.Â
Salah satu fungsi tubuh lansia yang mengalami penurunan adalah sistem pernapasan. Pada orang lanjut usia menunjukkan penurunan struktur dan fungsi sistem pernapasan, sehingga terjadi peningkatan kerja pernapasan dibandingkan usia muda lainnya, hal ini berhubungan dengan kemampuan yang menurun saat menderita penyakit-peyakit akut lainnya seperti kelainan jantung, infeksi bakteri atau virus, dan sumbatan pada jalan napas.
Laki-laki Lebih Berisiko Terinfeksi COVID-19 Daripada Perempuan
Peneliti asal Amerika, Cina dan WHO menilai laki-laki lebih berisiko terinfeksi virus corona dari pada perempuan. Data pasien yang dirawat di kota asal virus ini, Wuhan, juga menunjukkan lebih banyak pasien laki-laki yang terinfeksi COVID-19. Bahkan angka kematian akibat COVID-19 yang pertama kali dicatat menunjukkan 2,8% laki-laki meninggal, sedangkan angka kematian pada perempuan sebesar 1,6%.
Sebuah penelitian menyebutkan distribusi penderita COVID-19 yang lebih banyak terjadi pada laki-laki diduga berhubungan dengan prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi.Â
Dokter spesialis Paru Indonesia, Feni Fitriani, juga menyatakan bahwa perokok dan penghisap vape sudah mengalami kerentanan pada saluran pernafasannya sehingga mudah terpapar COVID-19. Menurut Kepala Lembaga Biologi dan pendidikan Tinggi Eijkman, Amin Soebandrio, merokok dapat mengubah sel paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 melalui peningkatan reseptornya yaitu molekul ACE-2.
Selain itu, dilansir dari situs CNN Indonesia, sebuah penelitian menyebutkan bahwa jumlah enzim reseptor ACE-2 pada paru-paru laki-laki lebih banyak daripada perempuan, akibatnya SARS-CoV-2 dapat bertahan lebih lama pada paru-paru laki-laki.Â