Mohon tunggu...
Hawa Hawa
Hawa Hawa Mohon Tunggu... wiraswasta -

nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semua Tentang R

1 Oktober 2012   10:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seperti jailangkung saja, datang tak dipinta, pulang terserah.

ini tentang sosok, entah datang darimana, negeri antah berantah konon, tapi keyakinan diri dia adalah manusia, punya hati punya rasa.

kembali lagi ketika senggang masa diri membuka lembaran-lembaran lama, ternyata sudah lama berjumpa, tapi karena ego jiwa tak pernah saling menyapa, tak tahu siapa, karena sombong pula kira diri dia tak ubah kumbang-kumbang, berkeliaran bebas, tak bermakna, tak bersuara.

Tentang R

kubayangkan kita berdua terkurung dalam gua, yang ada hanya suara kau dan jiwa, derai tawa, barisan tangis, gema suara kita terdengar lucu.

R, ini tentang cinta

Dia suci, kenapa diciptakan, itu karena Tuhan ingin kita jadi bahagia, setidaknya ada celah bahagia disela-sela derita kita.

Cinta bukan olok-olok, hargai rasa, jangan sombong dan mengatakan tak butuh, karena kita tak pernah tahu kapan dan dimana dia datang.

R, ini soal hatiku

pernah terencana untuk kukatakan saja aku benci padamu, jangan pernah dekati aku, karena aku bunga beracun, bisa ku cuma menyakitimu, membuatmu marah dan kesal.

R, ini tentang suara

apa kau marah?, pun ketika berlama-lama kita berbagi suara, tak pernah ada benci disitu, pun tak ada ruang untuk dia, kita bicara kita, kau dan aku, pun katamu aku tak tahu kenapa denganmu banyak hal ingin bicara.

kukatakan padamu, tentang bagi suara kita, bayangkan didepan kita masing-masing ada secangkir kopi hangat, ditemani semilir angin senja, kau tahu R, aku suka sekali senja dan pantai, impian termahal ku sejak dulu. dan kau tahu ketika itu aku dimana, dalam nyata bahkan untuk sehelai rambut yang jatuh pun aku tak sempat perhatikan, tak ada waktu untuk diriku sendiri, aku jahat dan kejam R, impian ku dan cita-cita apa, aku bagi semua padamu R, hanya padamu...

R, tentang ketakutanku

Ketika masa kau tau aku dan air mataku, maka ketakutan terbesarku adalah aku benar-benar jatuh cinta padamu...benar-benar jatuh....benar-benar cinta,

R, karena itu

bagi satu saja alasan padaku, kenapa sampai kini kita tak berpisah, tak saling membenci, tapi tak pula saling cinta, panah itu seperti menggantung dan ragu-ragu....tapi aku tetaplah aku, tak perlu diubah dan tak perlu ada yang berubah....

R, ini resahku dan semua tentangmu.... aku bunga beracun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun