Aku ingat cara bagaimana kita dulu bertemu, senyummu begitu manis, rasanya ingin terus dalam pelukanmu. Sekarang aku kehilangan, dan ketika menutup mata saja aku dapat melihatmu
Cinta yang dulu kita pakai untuk berbagi, pergi naik  pusaran angin, tak akan pernah mencintai atau hidup lagi, aku bosan menangis dan lelah mencoba, mengingat semua tentangmu, dan ketika ku tutup mata, kembali kulihat dirimu, samudraku, aku sangat benci hal ini.
"Sudah malam, masuklah!"
lelaki tua itu menawarkan tangan menuntun anak gadisnya masuk rumah
"Sebentar lagi!, aku akan masuk rumah kalau ............"
"Apa?"
"Kopi buatanku ini sudah dingin, aku tahu dia suka sekali kopi buatanku!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H