Mohon tunggu...
Hawa Hawa
Hawa Hawa Mohon Tunggu... wiraswasta -

nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cukup Dua Surat.....

4 Mei 2011   17:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:04 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Surat kuterima untuk pertama

Jauh dari sana diujung benua

Ditulis dikertas merah motif sakura

‘Cintaku tersayang, terbanglah

Lepas bebas seperti rajawali dilangit tanpa batas

Jangan menungguku

Ini kali dan selamanya tak ada selimut untukmu’

Kali kedua surat kembali ku terima

Tidak jauh, hanya dibentang satu samudra

Ditulis di kertas warna biru laut

‘Manisku, saat ku tulis ini semua

Aku dalam pelukan selimutnya

Ini yang terakhir, sesudah itu mati’

Lama sesudah itu, aku ingin membacanya lagi

Menuangkannya dalam syair-syair

Namun tak berhasil

Sadar, ini cukup dicatat saja, sesuai aslinya

Karena yakin, ini tak akan jadi lebih indah

Berlalu masa, hadir juga sang kelana

Dari luar pulauku di Sumatera

Dibentang selat bernama Sunda

Sejuk seperti embun basah

Segar, menumbuhkan kembali bunga-bunga

Kepadanya kutitip pinta

Aku tak kuasa membaca

‘Jangan kirimi aku surat’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun