ekor ular melilit di hatimu
menyongsong senja yang rapuh
di isi kata-kata retak di dahi
serupa kayu bakar di atas kursi
api apa bersemayam di dadamu?
mengelupaskan kulit semak
meninggalkan warna hitam di tanah
garisnya sampai ke cakrawala
matamu lelah di singgasana
mengeja cahaya satu satu dengan resah
dari parang melepaskan sarungnya
terperangkap mentari dibungkus embun
tak menyerah di duri salah tanam
ayam hutan, mematuk remah sisa kebaikan
yang dirapal melalui mantera
semakin keras kepala
bisa kah menyia-nyiakan bibit yang dicacah
menjadi keperihan, ladang jagung
kerap kau siramkan dengan serapah
tak henti mengejar bayangan
@purisunyi2022Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!