Keunikan lain, dalam kenduri di daerah itu. Orang yang di undang akan memberikan barang atau uang sesuai dengan rokok yang diterima. Umpamnya, ia menerima rokok upet tambang dan berniat memberi uang kondangannya sebesar Rp3.000,-. Pada saat itu, uangnya lima ribu rupiah, maka si petugas yang menjaga koropak akan mengembalikan sebesar Rp2.000,-.
"Mungkin bagi pendatang melihat uang kondangan dikembalikan merasa heran. Tapi di sini, pengembalian uang kondangan itu sudah lajim. Petugas itu pun transparan dan mencatat siapa-siapa yang memberikan amplop dengan besarannya. Kita pun tidak perlu malu, baik si pemangku hajat atau si undangan," ujarnya.
Nah, pertanyaannya bagaimana kalau kita menolak ketika diberi rokok? Jawab Ilah, "tidak ada masalah, apakah kita menerima atau menolak ketika diberi rokok. Jika kita menolak, artinya tidak akan datang ke tempat kenduri. Si pemangku hajat, tidak akan marah. Misalnya merasa disepelekan atau dihina. Justru ini lah sebuah demokrasi di desa yang indah," tegasnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H