Mohon tunggu...
Heavy Nala Estriani
Heavy Nala Estriani Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the Department of International Relations University of Mataram

http://heavynala.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semenanjung Korea di Ambang Perang Nuklir, Konsekuensi bagi Asia Tenggara dan Diplomasi Indonesia

15 September 2024   22:46 Diperbarui: 16 September 2024   00:11 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ASEAN Sebagai Mediator

Dalam konteks ketegangan di Semenanjung Korea, ASEAN dapat memainkan peran sebagai mediator dalam konflik regional. ASEAN mendorong pendekatan damai melalui dialog dan diplomasi, yang sejalan dengan prinsip-prinsip Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara mengenai non-intervensi dan penghormatan terhadap kedaulatan negara. ASEAN juga sering kali menjadi forum untuk membahas isu-isu keamanan regional, termasuk ketegangan di Semenanjung Korea, dalam pertemuan seperti ASEAN Regional Forum (ARF) yang melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, dan Korea Selatan. Diplomasi preventif menjadi langkah penting bagi negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, dalam mencegah eskalasi konflik. Dengan diplomasi preventif, ASEAN mengedepankan dialog dan kerja sama untuk meredakan ketegangan sebelum konflik meletus. Indonesia, sebagai salah satu negara berpengaruh di ASEAN, memainkan peran aktif dalam mengadvokasi solusi diplomatik dan mendorong keterlibatan seluruh pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengutamakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik.

Indonesia: An Honest Broker?

Indonesia sering dianggap sebagai honest peace broker atau penengah yang jujur dalam konflik internasional karena kebijakan luar negerinya yang bebas aktif, tidak memihak pada kekuatan besar, dan berkomitmen terhadap perdamaian global. Dalam menanggapi isu senjata nuklir, Indonesia memiliki sikap yang cukup tegas dan sesuai dengan prinsip kebijakan luar negerinya yang mendorong perdamaian dan stabilitas internasional. Indonesia adalah salah satu negara yang paling vokal dalam menentang penyebaran senjata nuklir, dengan komitmen kuat terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan aktif berpartisipasi dalam forum internasional yang membahas pelucutan senjata. Melalui kerangka ASEAN, Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara, khususnya dengan mendukung inisiatif ASEAN Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ), yang melarang keberadaan senjata nuklir di Asia Tenggara. Upaya ini menunjukkan tekad Indonesia untuk menjaga kawasan bebas dari ancaman nuklir.

Namun, ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea menjadi perhatian serius bagi Indonesia, terutama karena adanya ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Korea Selatan. Ketegangan yang meningkat akibat uji coba nuklir Korea Utara menempatkan WNI dalam risiko besar. Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), harus terus memantau situasi dan memastikan langkah-langkah evakuasi yang siap dilakukan jika situasi memburuk. Diplomasi aktif melalui Kemenlu juga diperlukan untuk mendorong solusi damai di Semenanjung Korea, dengan Indonesia sebagai pendukung dialog multilateral di tingkat regional dan internasional.

Peran Kemenlu RI sangat penting dalam memastikan perlindungan WNI di luar negeri, sekaligus berkontribusi pada upaya perdamaian melalui diplomasi preventif. Indonesia dapat memanfaatkan posisinya di ASEAN dan forum internasional lainnya untuk mendorong dialog dan kerja sama guna mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun