Mohon tunggu...
Pena Pink
Pena Pink Mohon Tunggu... Penulis - Anggi Erika

Cerita cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam Multikultural adalah Tombak Pemersatu Bangsa

19 Januari 2020   19:53 Diperbarui: 19 Januari 2020   20:29 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL ADALAH TOMBAK PEMERSATU BANGSA

Setelah kejadian bom bunuh diri di Surabaya hampir mengering, saya dikejutkan lagi dengan isu budaya yang mencampurkannya dengan agama atau bahkan isu politik yang dengan sengaja membawa nama agama. Selamat datang di Indonesia, Negara yang menjunjung tinggi nilai "Bhineka Tunggal Ika" dan pancasila sebagai filosofisnya. Ketakjuban itulah yang mengantarkan saya ke Malang untuk masuk ke perguruan tinggi nasionalis ini dan memilih jurusan yang semoga berguna untuk bangsa.

Setelah final demokrasi bulan lalu, banyak gagasan-gagasan yang terekomendasi untuk bapak pemimpin Indonesia. Para cabinet mentri juga telah terpilih. Visi dan misi para petinggipun di ungkapkan lewat media massa. Gagasan-gagasan telah terurai semua atas nama rakyat. Tapi gagasan yang lebih menggelitik adalah tentang terorisme.

Menurut Kepolisian Republik Indonesia orientasi terorisme dari tahun lalu sangatlah meningkat. Antara terorisme dan agama selalu dihubung-hubungkan. Apalagi pada saat mentri agama Fahrul Razi mengatakan ide kontroversinya kepada media bahwasanya yang menjadi isu radikalisme ini adalah penggunaan celana cingkrang dan cadar, yang terotomatis mengarah pada ummat agama islam. Media mengklaim bahwa isu teroris ini berasal dari semua pemeluk agama islam.

Gagasan milenial para cendekiawan petinggi Negara dan media yang membuat fakta sendiri bahwasan celana cingkrang dan cadarlah penyebab terorisme itu dan seakan-akan bertajuk islam, merupakan gagasan konyol. Seharusnya pemerintah fokus pada who? yang berada pada orang-orang yang melaksanakan aksi ektrimesme itu, dan why? mereka melakukan hal tersebut. Dan jangan sampai pemerintah selalu mengaitkan dengan keyakinan para muslim.

Setelah kuliah cukup lama di Malang, mengantarkan saya pada keyakinan bahwa Islam adalah agama yang menghormati tempat ia bertajub. Islam akan selalu selaras dengan apa yang telah diterapkan dalam wadah yang menampungnya yaitu Negara Indonesia. Islam adalah keyakinan yang bisa membuat pertanyaan semua orang terjawabkan denganW rendah hati.

Islam dapat mengikuti zaman, bukanlah zaman yang mengikuti islam. Islam dapat hidup di tempat kumuh sekalipun, selagi masih tetap ada toleransi. Jangan sampai pemerintah mengambil gagasan yang membuat Indonesia menjadi Negara yang tidak memiliki tuhan yang maha esa, karena tuhan menciptakan perbedaan.

Disini saya akan meluruskan pandangan para cendikiawan dengan menawarkan konsep pendidikan Islam multicultural untuk semua sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan ini adalah wadah setiap manusia sebelum keluar ke dunia nyata, untuk melihat dunia sesungguhnya. Apalagi mereka adalah orang-orang terdidik yang mewakili suara rakyat. Penawaran ini bertujuan untuk membuang justifikasi terhadap orang-orang yang selalu memandang Islam sebagai agama karena mayoritas lalu berusaha diatas segalanya.

Pluralisme agama

Maksud saya disini adalah pengklaiman suatu agama tentang sesuatu yang merugikan pemeluk agama tersebut yang tidak sesuai fakta atau tidak berada dalam agama tersebut, haruslah dihentikan. Karena, kita semua percaya bahwa tidak ada manusia yang ingin seseorang mengklaim dirinya berada dijalan yang salah. Bukankah Tuhan telah menciptakan perbedaan ini.

Keberagaman sesuai kesepakatan bangsa

Maksud saya disini adalah setiap orang akan memiliki jalan hidup yang berbeda dan keyakinan yang berbeda-beda. Tetapi, pada dasarnya ketika manusia hidup dalam dunia yang dikelilingi oleh aturan atau budaya yang telah ditetapkan, maka ia wajib menghormatinya tanpa harus menuntut prinsip yang ia bangun. Tetapi yang sangat diperlukan adalah toleransi keberagaman itu sendiri.

Sikap saling memberi kesempatan dalam berkomunikasi.

Hubungan antar individu maupun antar individu dengan kelompok tentu tidak akan terwujut jika tidak adanya komunikasi, begitu pula dengan lingkungan masyarakat tidak bisa disebut lingkungan jika tidak adanya komunikasi. Komunikasi merupakan modal utama atau dasar dari interaksi yang dilakukan manusia sebagai makhluk soial untuk berhubungan dengan manusia lainnya.

Jadi, apakah yang dimaksud dengan komunikasi tersebut? Komunikasi merupakan proses sosial, berarti komunikasi merupakan bagian atau syarat terjadinya kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, komunikasi juga dijadikan sebagai alan penyamaian pesan atau meksud kepada pelaku sosial lainnya seperti individu atau kelompok masyarakat.

Komunikasi yang baik melahirkan aura atau suasana yang baik pula, sebaliknya komunikasi yang tidak baik dapat melahirkan aura atau suasana yang tidak baik pula. Jadi komunikasi perlu dilakukan, terutama antar manusia. Hal ini demi menjaga hubungan persaudaraan.

Nama: Anggi Erika Dewi

NPM: 21801011306

Tugas: UAS Sosiologi

Dosen P.:  Qurroti A'yun S.Pd.I, M.Pd.I

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun