Mohon tunggu...
Pena Pink
Pena Pink Mohon Tunggu... Penulis - Anggi Erika

Cerita cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan dan Pranata Sosial

29 September 2019   16:24 Diperbarui: 23 Juni 2021   20:44 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Pendidikan dan Pranata Sosial (unsplash/annie-spratt)

Pendidikan ialah suatu hal pokok yang bertujuan mencerdaskan, membawa pada perubahan yang sangat signifikan dan ilmiah. Pendidikan suatu bangsa dapat terwujud jika segala komponen atau hal yang mendukung dari pendidikan tersebut terpenuhi. Antaranya adanya kurikulum, peserta didik, pendidik, fasilitas, dan lain sebagaiannya.

Dalam kehidupan manusia bukan hanya berkaitan erat dengan pendidikan juga pasti memiliki aturan-aturan hidup, yang berupa norma-norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum, dan norma kebiasaan. 

Aturan norma tersebut harus dijalankan baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Aturan dibuat untuk membatasi tingkah laku manusia, dan mewujudkan kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera.

Baca juga : Merumuskan Model Kurikulum Darurat Tahun Ajaran 2021/2022

Agar menjadikan aturan norma tersebut dapat dipatuhi dan dijalankan, perlu adanya pembelajaran yang dimulai sejak dini. Pembelajarannya bisa melalui orang tua dengan cara memberi tahu, menasehati, dan mencontohkan perilaku baik. 

Dan juga dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dikemas dalam suatu pembelajaran, baik berupa mata pelajaran, maupun mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma.

Di lembaga pendidikan tidak hanya sekedar ruang kelas antara guru dan murid dan para pelaksana administrasi keuangan, tetapi juga terdapat hubungan interaksi sosial yang kompleks seperti halnya dinamika sosial masyarakat umum. 

Karena di dalam sekolah bukan hanya terdapat guru dan murid saja, tetapi juga ada karyawan sebagai administrasi, petugas kebersihan, orang-orang yang berjualan di kantin, petugas satpam, guru pengajar ekstrakulikuler baik akademik maupun non-akademik. 

Seperti halnya di masyrakat, di sekolahpun juga terdapat aturan-aturan yang dibuat untuk warga sekolah. Maka itu pranata sosial sangat penting dalam dunia pendidikan.

Ada sebuah pernyataan bahwa "Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. 

Dunia Pendidikan di Zaman Milenial dalam kondisi sekarang sangat berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu, tindakan guru menegur murid merupakan bagian dari bentuk perhatian guru. Tidak heran, guru masa yang dulu sangatlah berwibawa di mata siswa dan masyarakat.

Dulu, jika guru sudah menatap siswa dengan tatapan diam khasnya itu, maka siswa akan dengan seribu pertanyaan dan segera menyadari kesalahannya. 

Maka ada yang melaporkan atau menuduh guru telah melakukan pelanggaran HAM karena sang guru menegur atau memberikan sanksi atas kesalahan siswanya. 

Baca juga : Ajarkan Anak Tentang Toleransi

Mengembalikan kembali perspektif kemuliaan seorang guru adalah langkah nyata yang harus dilakukan semua komponen masyarakat. Tak hanya tanggung jawab lingkungan sekolah. 

Dimulai dari keluarga yang menanamkan nilai agama dan etika, lingkungan, dan media massa pun harus berhati-hati dalam memberikan segala tontonan serta informasi. Karena baik langsung maupun tidak langsung hal-hal tersebut membentuk watak seorang siswa yang sedang proses pencarian jati diri.

Selain itu, membangun komunikasi, baik antara siswa dan guru agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung baku hantam. Jangan sampai dunia pendidikan Indonesia tercoreng dengan ungkapan "guru sibuk mengajar, sedangkan siswa asyik menghajar."

 Jadi merujuk kepada unsur pendidikan yaitu Pembinaan Kepribadian Terkait dengan bagaimana pranata social yang telah dimiliki si Anak tersebut, Bagaimana kita seorang guru bisa membimbing kejalan yang lebih baik  lagi, seoarang Pendidik harus tau berproses untuk meminimalisir tingkah laku social kepada murid/anak yang memiliki kepribadian yang buruk.

Mungkin selama ini kita mendengar budaya yang ada dalam pandangan kita adalah budaya seperti tarian, acara adat istiadat, dalam kehidupan kita pasti akan mengalami budaya dalam kesehari-harian.

Misalnya saja budaya dalam sehari-hari adalah kita bersikap dengan masyarakat atau keluarga, teman, kita harus bersikap sopan kepada orang yang lebih tua, kemudian lebih menyayangi yang muda ". Itu adalah contoh dari budaya dalam sehari-hari.

Kehidupan bangsa dan Negara dalam perwujudan terselenggarakannya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membagikan pendidikan yang merata merupakan tujuan Negara Indonesia. Diterapkannya prinsip demokrasi (menjunjung suara masyarakat), desentralisasi, keadilan dan menjujuk hak-hak asasi manusia. 

Baca juga : Yuk, Cek Kesiapan Sekolah dan Siswa untuk Tahun Ajaran Baru

Tidak hanya terpaut dalam berbagai prinsip demokrasi, pada proses pendidikan juga tidak akan pernah luput dari pranata-pranata sosial yang berstatus resmi yang mengatur tingkah laku dan seluruh perlengkapan manusia dalam masyarakat.

Pranata juga disebut sebagai lembaga mulai dari keluarga, pendidikan, agama, ekonomi dan pemerintahan yang dimana akan memberikan pedoman, pegangan dan menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat. 

Karena betapapun pentingnya juga sebuah pendidikan pranata sosiallah yang akan memenuhi kebutuhan dalam hal mata pencarian, kebutuhan ilmiah, kebutuhan religious, kebutuhan jasmani, dan kebutuhan berkelompok pada manusia juga.

Menjadi pernyataan lagi bahwasanya "Pendidikan pranata sosial yang terjadi didalam keluarga, kepribadian anak sangat berpengaruh karena waktu terbanyak anak adalah keluarga. Orang tua adalah sebagai pelindung, pendidik, dan penasehat bagi anak-anaknya. 

Didalam keluarga juga akan terjadi interaksi sosial baik itu sebuah permasalahan sosial yang dapat diselesaikan dengan keluarga, tata tertib di rumah, kewajiban tugas-tugas rumah,dll. Tanpa disadari kegiatan tersebut dapat mendidik anak dalam berpranata sosial disertai dengan arahan orang tua, yang sangat berpengaruh dalam berpranata sosial di masyarakat. 

Pranata sosial di masyarakat bisa diartikan tata nilai dan adat kebudayaan, tradisi tersendiri. Dalam pendidikan pranata sosial anak di masyarakat diharapkan dapat menjalankan norma-norma kemasyarakatannya. 

Anak diharapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyrakatan, karena akan menumbuhkan rasa kepekaan, kepedulian, dan saling tolong menolong terhadap masyarakat sekitar. Pembentukan lembaga-lembaga kemasyarakatan akan sangat bermanfaat dan sebagai pendidikan berpranata sosial kemasyarakatan.

Di dalam lembaga tersebut memiliki manfaat seperti akan terjadinya keamanan, damai, dan kesejahteraan, dan apabila terjadi permasalahan di masyarakat bisa diselesaikan dengan gotong royong. 

Contoh lembaga kemasyrakatan seperti, karang taruna sebagai wadah untuk anak remaja untuk bersosialisasi kemasyarakatan, ibu-ibu PKK, untuk sebagai menyambungkan tali silaturahmi masyarakat, kegiatan pos kamling bagi bapak-bapak, untuk menjaga keamanan, kegiatan tahlil yasinan, diba'an, dan kegiatan pentas seni budaya yang diadakan masyarakat sekitar, agar tetap terus melestarikan budaya masyarakat sekitar".

 Selanjutnya, Pemerintah memegang peranan penting dalam membangun pendidikan pranata sosial. Pemerintah harus dapat meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia. 

Mulai dari pemerataan pembangunan fasilitas sekolah, pemerataan bagi seluruh anak di indonesia dapat bersekolah, minimal sampai 12 tahun. Pemerintah sebagai fasilitator untuk memenuhi keluhan, kebutuhan masyarakat, pemerintah sebagai pelayan dalam mengembangkan pendidikan kemasyarakatan.

Sebagai pendamping dalam membahas, mendiskusikan, membantu merencanakan dan menyelengarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah sebagai penyandang dana bagi masyarakat yang kurang mampu akan mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui progam-progamnya.       

Dikembangkannya sistem-sistem pendidikan nasional, mulai dari kurikulum orde lama sampai kurikulum lama, dan paling tersorot adalah pembaharuan dari misi dan visi pendidikan nasional.

Pada visi pendidikan nasional sekarang sangat erat kaitannya dengan perwujudan-perwujudan pranata sosial yang kuat dan pastinya beriwibawa untuk membawa Negara ke kancah internasional dan dapat menjawab tantangan-tantangan dunia. 

Dan perlu di ketahui, bahwasanya Negara harus selalu berpikir bahwa pesrta didik merukapan subjek dari pendidikan ini, dan harus mampu memberdayakannya sebagai masyarakat yang mempunyai banyak kultur dan harus di hargai.

Berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945, pendidikan nasional pada dasarnya bearakar pada semua yang di anggap sebagai tuntutan zaman yang selalu berubah-ubah. Sedangakan pada sistem pendidikan nasional adalah menyatukan semua elemen-elemen pada pendidikan nasional untuk menggapai tujuan dari pendidikan nasional.

Misi pendidikan nasional di antaranya :

  • Pengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Memberikan Fasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
  • Meningkatkan kesiapan inpit dan kualitas prpses pendidikan untuk menuju pembentukan kepribadian yang bermoral agama, penguasaan ilmu pembentukan keterampilan hidup.
  • Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai lembaga pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan dikembangkan bedasarkan standar nasional dan global.
  • Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyalenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Repoblik Indonesia.

Malang, 28 September 2019

Penulis Kelompok 6

🤩Muh. aqil akbar
21801011265
🤩Muh. Farid ali
21801011321
🤩Febby yuliana p
21801011042
🤩Diki Mochammad yusuf
21801011272
🤩Anggi Erika Dewi
21801011306

sosiologipendidikanpaihunisma2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun