Mohon tunggu...
Anti Sandera
Anti Sandera Mohon Tunggu... -

Tidak terlalu baik, tapi tidak terlalu buruk juga !! Karena semua yang "TERLALU" belum tentu baik dan belum tentu buruk....:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

In Memoriam....

23 Juni 2011   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tau ini adalah sebuah titik klimaks dari pertikaian dan sengketa perasaan kita, hubungan kita layaknya sebuah benang basang dan kusut jalinannya. Aku dan kamu bukannya tidak berusaha untuk mengurai benang basah itu, kita sudah berusaha untuk itu…..sudaahhh….. hanya saja yang tidak kita lakukan adalah melakukan itu dengan HATI dan CINTA, kita mengurai benang kusut itu masih dengan tergopoh-gopoh, keegoan dan nafsu amarah kita yang tidak pernah usai……… ,,, kita mengabaikan seluruh nilai perasaan kita yang sebenarnya sudah melebur dalam darah, hati dan pikiran kita melalui proses dialektika hubungan kita yang begitu sangat mendalam…..

Mungkin ini adalah akumulasi tabungan kemarahan, kekesalan dan luapan emosi kita yang selama ini membuncah bahkan pecahnya bukan lagi didada tapi diseluruh sendi-sendi, seluruh sel-sel dan syaraf renik kita….dan kita tau ledakannya dahsyatnya melebihi ledakan BOM BALI…..

Mungkin yang kemarin itu adalah klimaks dari kemuakanmu padaku, dimana pada saat ADRENALIN ku meledak dan kuumbar semua tentang kita, bagimu itu adalah sebuah upaya sistematik ku untuk “membunuhmu”…….. tapi kukatakan tidak,, aku tidak akan membunuhmu, tidak akan pernah….. jika kamu katakan itu berlebihan,,, mungkin iya,,, tapi itu adalah caraku untuk tetap mempertahankanmu…..,,, atau jika menurutmu itu bodoh…. itupun tidak kutampik,,, karena sejatinya kita berdua memang bodoh dalam menyelesaikan masalah ini…..

Aku sekarang belajar ikhlas dan mengikhlaskan apapun tentang manisnya hubungan kita, bahkan karena kuatnya tekadku untuk menghapus seluruh “rasaku itu” sekali-sekali kulawan perasaan itu dengan hanya mengingat buruknya dirimu, seluruh kekurangan dirimu….. dan hasilnya …… tidak berhasil…. karena memang “rasa itu” telah menguasai seluruh logika dan seluruh kosmos hatiku….

Sekarang aku tidak akan berusaha membunuh perasaan itu, pun aku tidak akan memeliharanya, aku akan biarkan dia tetap tumbuh secara alamiah dirimba hatiku seering dengan berpacunya waktu dan proses dialektika hidupku kelak…..

Aku titip pesan suci untukmu karena aku meyakini dirimu sepenuhnya manusia yang baik dan berharga walaupun tak kupingkiri kau juga manusia yang penuh kekurangan dan kelemahan. Jaga dirimu, jaga semua “aset” yang kau punya karena keyakinanku tentang dirimu bahwa kau akan menjadi wanita paling berbahagia kelak jika kamu tidak menukar kebahagiaan sejatimu itu dengan kebahagian dan kesenangan semu…..

Dalam tengadah dan sujudku kepada TUHAN kita ALLAH AZZA WA ZALLA aku bermohon agar DIA senantiasa melindungimu, menjagamu, membahagiakanmu dan diberikan yang terbaik didunia dan akhirat. Amien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun