Rute bersepeda kali ini adalah termasuk jalur trek yang sudah biasa dan sangat sering dilalui oleh grup kami MTB Predator, tetapi karena ketidaktahuan kami semua diawal maka rute trek ini akan menjadi hadangan besar dan menguras stamina dan energi saat gowes, hadangan apakah yang dihadapi oleh kami?.
Masih segar belum kena asap berapi
Ternyata oh ternyata jalur yang sudah biasa dan berulang kali ditempuh sudah terbakar oleh panasnya terik matahari dan sebagian memang sengaja dibakar oleh para petani penggarap dengan membakar lahan agar bisa ditanami kembali musim tanam nanti, saat hujan turuni, karena disamping tidak mengeluarkan biaya yang terlalu besar, tetapi setelah dibakar maka area lahan yang bisa ditanami oleh mereka menjadi lebih luas. Mana mereka peduli dengan amarah negeri tetangga kita serumpun yang suka berisik dan menzolimi para TKI kita disana, dalam hal ihwal Ekspor asap akibat pembakaran lahan, seolah mereka menantang kalau berani kesini, lihat kondisi dilapangan, lahan gambut yang terbakar oleh siapa? apakah oleh kami semua atau memang sebagian besar karena faktor alam yang begitu panasnya sehingga jangankan sepercik api bisa membakar keringnya geragas daun dan batang pohon diladang tetapi sinar matahari siang yang terik pun sanggup untuk membakar segala daun ,ranting, akar kering bahkan tanah dari jalur sepeda yang biasa kami lewati pun terbakar. Jadi memang alam yang punya kuasa bukan sepenuhnya akibat ulah dari para penggarap sebab kebakaran hutan yang menimbulkanEkspor asap ke negera tetangga.
Dari kumpulan dan kobaran api yang membakar hutan gambut, terbersitlah sebuah kelompok sepeda yang berani melawan kondisi itu semua yaitu komunitas Sepeda MTB Predator, kalau para penggarap memang sudah biasa dengan kondisi tersebut, sedangkan kami yang tanpa keahlian apa-apa berani menerjunkan diri ke medan berapi dan berasap tersebut, padahal bukan untuk mengevakuasi seseorang ataupun sesuatu yang mesti ditolong tetapi hanya memang karena hobi bersepeda semata melintasi jalur jalur tanah non aspal yang memang sudah menjadi menu utama kami anggota grup Predator, berolahraga sekaligus menjelajah daerah-daerah yang masih bisa dijangkau oleh sepeda kami semua.
Jadi untuk minggu ini yang sebenarnya berolahraga seharusnya mengeluarkan keringat sembari menghirup udara segar, tetapi dipagi panas ini olahraga grup kami sambil menghirup asap Karbondiaksida akibat kebakaran lahan gambut, hampir disepanjang rute yang dilalui, sepanjang tanah bergambut tersebut, jalur trek tanahnya baik kiri atau kanan terbakar bahkan dilajur tengah treknya!. Tetapi sudah terlanjur basah, mana ada kata mundur, hajar trus tanah terbakar mana peduli dengan cipratan api yang mengenai kaki-kaki kita semua, yang tak habis fikir begitu selesai melewati jalur terbakar tersebut Alhmadulillah hampir semua sepeda tidak ada yang mengalami kebakaran ban, karena ban tersebut melibas semua jalur terbakar, aneh juga sih rasanya apakah ini berkat aji-ajian mumpuni yang dibawa peserta atau nasib baik masih melindungi kami semua, karena tidak ada satupun kendala ban bocor apalagi terbakar setelah melibas lahan gambut terbakar ini.
Begitu singgah di tempat biasa alias warung bubur baroqah sehabis melewati rintangan trek berapi dan berasap habis pula itu bubur untuk kami ber tiga belas orang, buburnya sudah tandas “Terbakar” di pesan orang, tinggal kami semua yang hanya bisa melongo memandangi panci bubur kosong melompong, tak dapat jatah ransum makanan, kayaknya perlu di Briefing juga karyawan warung bubur, lain kali siap sedia untuk menyediakan bubur buat kami “Pasukan Penggembira Pemadam Kebakaran Lahan Gambut”. Jangan dikira mentang-mentang kami sudah makan Bubur Gambut berasap lalu kami semua kenyang?, tidak kan!, kalau tidak, nanti kami semua pindah makan ke Bubur H.Sulam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H