Dalam bahasa Indonesia, Quarter Life Crisis berarti Krisis Seperempat Abad. Quarter life crisis biasa disingkat menjadi QLC. Menurut Fischer (2008) quarter life crisis adalah perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian kehidupan mendatang seputar relasi, karier, dan kehidupan sosial yang terjadi sekitar usia 20-an.Â
Nash dan Murray (2010) mengatakan bahwa yang dihadapi ketika mengalami quarter life crisis adalah masalah terkait mimpi dan harapan, tantangan kepentingan akademis, agama dan spiritualitasnya, serta kehidupan pekerjaan dan karier. Quarter life Crisis merupakan periode pergolakan emosional dan perasaan insecure setelah perubahan besar dari masa remaja menuju masa dewasa, biasanya dimulai pada usia 21-28 tahun (Robbins & Wilner, 2001; Blake, 2008; Murphy, 2011:12).
Quarter life crisis bisa terjadi kepada individu yang sedang melewati tahapan perkembangannya tidak mampu merespon dengan baik berbagai persoalan yang dihadapinya. Individu tersebut diprediksi akan mengalami berbagai masalah psikologis, merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian dan mengalami krisis emosional. (Robbins dan Wilner, 2001; Atwood & Scholtz, 2008).
Pada usia 18 sampai 30 tahun individu akan berhadapan dengan pengambilan keputusan-keputusan yang kemungkinan keputusan tersebut terkait dengan kehidupan selanjutnya secara permanen, seperti tentang memulai hidup mandiri, memilih pekerjaan, memilih pasangan hidup, merencakan masa depan, dan pilihan-pilihan besar lainnya. Jika individu pada usia tersebut merasa cemas, depresi, atau tidak yakin dengan identitas atau arah tujuan, individu tersebut mungkin mengalami quarter life crisis. (Webinar Nasional Mentalk 2020).
Salah satu contoh krisis yang dialami mahasiswa disebabkan oleh berbagai tuntutan kehidupan yang dihadapi. Umumnya penyebab krisis yang utama adalah karena adanya tuntutan dari orang tua terhadap langkah apa yang akan diambil di masa mendatang (Arnett, 2004) dan stres karena masalah akademik (Slamet 2003; Kartika, Deria, & Ruhansih, 2018).
Periode quarter life crisis ini sangat umum dialami oleh individu yang berada pada masa peralihan dari tahap perkembangan emerging adulthood (Robinson O.C., 2018: 5) . Jadi, kamu tidak perlu risau jika mengalami quarter life crisis.
Menurut Deb Johnstone, beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mempermudah kita dalam menghadapi quarter life crisis adalah:
1. Jangan membandingkan quarter life crisis kamu dengan teman.
2. Usahakan tidak mengikuti standar dalam lingkup sosial
3. Ketahui apa yang menjadi prioritas
4. Jangan biarkan oranglain menemtukan apa yang terbaik untuk kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H