Bagaimana pendidikan di Indonesia mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila?
Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia, mengandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dianut oleh seluruh warga negara Indonesia. Salah satu cara mewujudkan nilai-nilai pancasila adalah melalui sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendidikan Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila (Sihombing & Lukitoyo, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendidikan Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila, antara lain: (Khoiriah, 2019).
1. Memperkuat pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai pancasila kepada siswa. Pendidikan karakter dapat dicapai melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler, pembinaan spiritual dan pengenalan budaya (Regiani & Dewi, 2021).
2. Mengembangkan kurikulum yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Program pendidikan merupakan dasar dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, menyusun kurikulum yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dapat membantu meningkatkan pendidikan Indonesia. Kurikulum yang memuat nilai-nilai pancasila dapat membantu siswa memahami nilai-nilai etika dan moral yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Libatkan tokoh masyarakat dalam proses pendidikan. Keterlibatan tokoh masyarakat dalam proses pendidikan dapat membantu siswa memperdalam pemahamannya tentang nilai-nilai Pancasila. Tokoh masyarakat yang berpengalaman dan memahami nilai-nilai pancasila dengan baik dapat menginspirasi dan memotivasi siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Hazimah & Dewi, 2021).
4. Menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa ditantang untuk memecahkan masalah atau situasi yang kompleks. Sehingga pelajaran ini dapat membantu mereka untuk lebih memahami nilai-nilai pancasila.
5. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga pendidikan luar negeri. Kerjasama dengan lembaga pendidikan asing dapat membantu Indonesia mengembangkan sistem pendidikan yang lebih baik. Melalui kerja sama ini, Indonesia dapat mempelajari praktik-praktik terbaik dalam mengembangkan pendidikan berdasarkan nilai-nilai moral dan etika (Akhwani et al., 2021).
Kurikulum nasional adalah satu-satunya hal yang dapat membandingkan semua sekolah di negara Indonesia. Kemudian di sila keempat, siswa perlu harus diajari tentang demokrasi sambil melakukan pertukaran pikiran agar siswa dapat menerima pendapat orang lain dan dapat mencapai kesepakatan bersama. Kemampuan menyampaikan tujuan bersama merupakan nilai yang dapat digali dalam konteks pendidikan itu sendiri. Berbicara kepada pancasila untuk mendorong Siswa menjadi pemimpin yang andal bagi anggota kelompok. Dalam dunia pendidikan, salah satu contohnya adalah ketika seorang siswa menjadi guru. Dalam hal ini, guru harus mampu bercakap-cakap dengan teman atau teman sekelas dan harus menghindari menjadi guru yang hanya mengincar kelompok saudara yang bersangkutan (Pakpahan et al., 2021).
Dalam pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, kecerdasan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada aspek intelektual, tetapi juga meliputi sikap moral dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, dalam pembentukan kurikulum, nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan utama yang penting agar tujuan pendidikan yang penting dapat tercapai (Wibowo & Darmawan, 2021).
Namun, Pancasila hanya dianggap sebagai formalitas dalam pendidikan dan hanya dijadikan sebagai bukti prestasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan sering terjadi penyimpangan terkait dengan SARA dan pelanggaran HAM. Selain itu, siswa saat ini lebih mudah terpengaruh oleh budaya Barat karena kurangnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air di era teknologi yang semakin canggih (Lestari, 2019).
Hal ini menjadi tantangan bagi pendidik, karena siswa banyak yang belum menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik. Oleh karena itu, implementasi nilai-nilai Pancasila harus benar-benar disampaikan kepada siswa dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam penggunaan teknologi seperti handphone dan laptop (Hidayat & Dewi, 2021). Dalam mengatasi hal ini, persatuan Indonesia juga harus diajarkan kepada siswa agar mereka dapat menerapkannya dalam penggunaan media sosial. Oleh karena itu, Pancasila sangat relevan untuk memajukan pendidikan dan mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. (Putri et al., 2020).
Apakah ada program khusus untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila?
Adapun upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMDIKBUD) adalah membuat program Profil Pelajar Pancasila, Profil Pelajar Pancasila memiliki peran sebagai tumpuan guru dalam membangun karakter siswa. Profil Pelajar Pancasila merupakan program yang mengajarkan dan memberikan siswa pemahaman tentang akhlak, mandiri, hidup bersosialisai dan berperilaku yang berasaskan pada nilai-nilai Pancasila, agar pelajar-pelajar Indonesia dapat mengimplementasikan Pancasila didalam kehidupannya serta hidup berpedoman pada nilai-nilai Pancasila (Kurniawaty & Faiz, Aiman, 2022).
Dalam Undang-undang nomer 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024 menyatakan terdapat 6 profil yang akan dibentuk dalam program profil pelajar Pancasila yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia dibentuk agar menjadi pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berakhlak pribadi, akhlak kepada manusia, alam dan negara, untuk menciptakan pelajar yang memiliki karakter dan perilaku baik dan benar (Sutiyono, 2022)
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia harus menjaga keluhuran budaya, daerah, dan jati dirinya. Elemen yang
terkandung yaitu mengenal dan mengahargai budaya memiliki keterampilan komunikasi antar budaya ketika berhadapan dengan orang lain dan refleksi dan tanggung jawab untuk mengalami keragaman. (Ismail, Suhana, & Zakiah, 2021).
3. Bergotong-royong
Bergotong-royong merupakan bentuk semangat hidup yang dilakukan bersama dalam wujud
nyata untuk mencapai cita-cita yang berkualitas Syofyan, (2023:38).
4. Mandiri
Pelajar mandiri adalah pelajar Indonesia yang memiliki keberanian untuk mengembangkan
diri nya, dan berani dalam bertanggung jawab atas proses, hasil dan tindakan yang dilakukan.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mencari informasi, mengevaluasi
dan menyimpulkannya.
6. Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif dapat menciptakan sesuatu yang unik dan bermakna, berguna,
dan berpengaruh.
Keenam profil tersebut harus diterapkan di dalam satuan pendidikan., agar peserta didik dapat terlibat langsung dalam lingkungan sekolah maupun bermasyarakat, dan kegiatan ini dapat menjadi sarana yang ideal dalam memotivasi siswa agar menjadi pelajar yang terampil, berkarakter dan berbudi pekerti sesuai dengan nilai-nilai Ideologi Pancasila.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia, yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (Direktorat Sekolah Dasar, 2021). Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu program terpenting dalam pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter Pancasila. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya untuk memperkuat Pendidikan karakter pada diri siswa melalui profil pelajar Pancasila, sehingga semua kebijakan yang terkait pembelajaran harus menghasilkan pelajar Indonesia yang memiliki kepribadian dan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya (Ernawati & Rahmawati, 2022).
Sesuai dengan Undang-undang nomer 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024 menyatakan terdapat elemen-elemen untuk membentuk profil Pelajar Pancasila. Elemen tersebut yang menjadi indikator siswa sebagai pelajar Pancasila, terdapat 6 dimensi yang akan dibentuk dalam program profil pelajar pancasila, yaitu, (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Gotong Royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif.
Projek Profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dibuat untuk meningkatkan upaya dalam mencapai kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan secara teratur dan terencana. Projek dirancang secara terpisah dari kegiatan intrakulikuler (Kemendikbud Ristek, 2021). Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan diluar dari kegiatan intrakulikuler karena projek penguatan memfokuskan pada kegiatan kokurikuler dengan tujuan untuk memperkuat dan memperdalam kegiatan intrakulikuler (Sebayang, 2022). Projek Profil Pelajar Pancasila memiliki tema, yang tertulis dalam (Kemendikbud Ristek, 2021) terdapat 5 tema yang diimpementasikan pada satuan sekolah dasar yaitu; “(1) Gaya hidup berkelanjutan (2) Kearifan local (3) Bhinneka Tunggal Ika (4) Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI (5) Kewirausahaan”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H