Mohon tunggu...
Hauraa Hana'an
Hauraa Hana'an Mohon Tunggu... lainnya -

Teach Mathematic

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Stasiun Kereta

22 Agustus 2016   20:35 Diperbarui: 22 Agustus 2016   20:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di stasiun kereta
pukul tiga dinihari
lampu-lampu diam
wajahmu bak rembulanDi kota-kota persinggahan
wanita-wanita kalah takdir-takdir menjadi salah
dan wajahmu tetap bak rembulanAku memilihmu
dan tetap akan memilihmu
dan hanya akan memilihmu
perempuan berwajah bak rembulansaat ini
biarkan sajalah
september hanya sejengkal dari raga
ruh ku padamu...
pada elok wajah bak rembulanPukul tiga sore hari
bangku-bangku lengang
digaris keningmu kereta-kereta berhambur cepat
dan aku enggan kehilangan
prosa pendek lima belas menit
pada gincu merah di wajah bak rembulan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun