Mohon tunggu...
Haura Muafa
Haura Muafa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Amateur Writer

Rule number #1, Never be number #2.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan Tiada Akhir

27 Maret 2024   15:41 Diperbarui: 27 Maret 2024   15:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku menyerahkan jiwa dan raga pada pria penuh tipu muslihat, menghamba pada setiap rayuan palsunya, dan meninggalkan diengkau, baginda maharaja demi ia"

"Oh. Betapa bodohnya aku" umpatku dalam desis penyesalan, "Kurasakan pahitnya mengulum rasa rindu pada baginda yang telah pergi. Meratapi serta menyenandungkan setiap puisi dan sastra pujian yang baginda berikan padaku dengan lidah berdosa ini terasa menyakitkan"

Aku mengatupkan tangan, memohon ampun pada tuhan serta meminta maaf atas segala dosaku sembari berlirih,

"Daku memohon diri, meminta segala ampunan dari tuhan dan baginda maharaja. Sungguh, cinta yang kusia-siakan kini membakar ragaku dengan penyesalan tanpa ampun"

"Dan semoga rasa penyesalan ini kunjung dapat ketenangan, sehingga takda lagi rasa mengganjal yang menghantui setiap tidurku"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun