Pertama, pesantren Salafi dimaknai sebagai pesantren tradisional yang tetap mempertahankan kitab-kitab klasik serta mengapresiasi budaya setempat. Kedua, pesantren Salafi dimaknai sebagai pesantren yang secara konsisten mengikuti ajaran ulama generasi sa-habat, tabi'in, tabi'at tabi'in yang memiliki kecenderungan pada penafsiran teks secara normatif dan tidak/kurang mengapresiasi bu-daya setempat, karena semua budaya harus sesuai dengan zaman para Salafush-Sholih, yaitu sahabat, tabi'in, tabi'at tabi'in.
Yang kedua yaitu Pesantren Khalafi. Pesantren ini tampaknya mene-rima hal-hal yang baru yang dinilai baik di samping tetap memelihara tradisi lama yang baik. Pesantren sejenis ini memberikan mata pelajaran umum di madrasah dengan sistem klasikal dan membuka sekolah-sekolah umum di lingkungan pesantren. Walau demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih tetap dipertahankan.Â
Pesantren Tebu Ireng, Tambak Beras dan Rejoso di Jombang Jawa Timur selain menyelenggarakan pendidikan madrasah, juga membuka sekolah-sekolah menengah umum seperti SMTP dan SMTA. Mereka juga memberikan pengajaran. esantren Khalafi merupakan model pesantren yang mencoba mengikuti perkembangan zaman dengan tetap mempertahankan tradisinya, yaitu mengkaji kitab-kitab klasik.Â
Upaya pesan-tren Khalafi agar dapat berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah diajarkannya ilmu-ilmu umum di lingkungan pesantren, yang biasanya pesantren ini membuka lembaga pendidikan model madrasah maupun seko-lah untuk mengajarkan pelajaran umum.Â
Biasanya, santri tetap tinggal di pesantren untuk mengikuti kajian kitab-kitab klasik di sore, malam, dan pagi setelah Shubuh, setelah itu mereka mengikuti pelajaran umum di madrasah maupun sekolah.
Selanjutnya Pesantren Modern dimana tradisi Salaf sudah ditinggalkan sama sekali. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik tidak diselenggarakan. Sekalipun bahasa Arab diajarkan, namun penguasaanya tidak diarahkan untuk memahami bahasa Arab terdapat dalam kitab-kitab klasik.Â
Penguasaan bahasa Arab dan Inggris cenderung ditujukan untuk kepentingan-kepentingan praktis. Pesantren Gontor Ponorogo walaupun sangat menekankan pengetahuan bahasa Arab dan Inggris, sudah cukup lama meninggalkan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.Â
Pesantren-pesantren yang bercorak kekotaan seperti pesantren As-Syafi'iyah di Jakarta, Pesantren Prof. Dr. Hamka di Padang, pesantren Zaitun di Indramayu yang bercorak kampus modern dan diwarnai dengan corak khas Islam. Para siswa dan mahasiswa di berbagai jurusan ilmu dapat berdiskusi dalam lingkungan pesantren yang tidak lagi mengutamakan pengajian kitab-kitab kuning.
Referensi
Arifin, Z., 2012. Perkembangan pesantren di Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 9(1), pp.40-53.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H