Tragedi ini juga menjadi luka mendalam bagi keluarga korban yaitu Rianto Nurhadi, anak kepada Leftenan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono yang mengungkapkan kesedihannya.
Saya melihat ayah saya pada waktu pintu terbuka. Jadi pintu ditembak sampai hancur dan terbuka dan ayah saya merebut senjata dari gerombolan itu. Jadi itu gerombolan Cakrabirawa. Ketika dia rebut senjata itu dia ditembak dari belakang kemudian saya lari. Rumah kami hancur, atapnya, temboknya. Kami melihat sendiri ayah saya diseret. Diseretnya itu dia menarik kaki ayah saya sepanjang kamar sampai ke depan truk dan ayah saya dilempar seperti melempar sekarung beras... Banyak selongsong peluru, bau mesiu yang sangat menyengat, darah berserakan dan bisa bayangkan keadaan pada saat itu. Ayah kami dihina, diteror, direndahkan martabatnya kemudian dibunuh secara kejam dan
keji.
Referensi
A. W., A. (2009). Membongkar manipulasi sejarah kontroversi pelaku dan peristiwa. Jakarta: Kompas.
Hj., A. R., & Muhamad , S. T. (2017). G30S/PKI 1965 DAN TRAGEDI LUBANG BUAYA: SEBUAH TRILOGI. Journal of Nusantara Studies, 295-305.
P. D., S. (2009). Amerika Serikat dan penggulingan Soekarno 1965-1967. Jakarta: Vision 3.
Yanti, F. (2017). PERISTIWA G-30-S/PKI DI BALIK PENETAPAN HARI KESAKTIAN PANCASILA TAHUN 1965. Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 33-40.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H