Tidak mendelegasikan tugas yang bisa dilakukan orang lain, sehingga beban kerja menjadi terlalu banyak dan kurang fokus pada tanggung jawab yang lebih penting. Sebagai contoh, terlalu individualis ketika menghadapi tugas kelompok dengan menganggap semua pembagian tugas harus mendapatkan campur tangan diri sendiri adalah benih-benih penyakit fake productivity.
10. Ketersiadaan Konstan
Selalu tersedia untuk orang lain, yang dapat mengganggu alur kerja dan mencegah fokus pada tugas-tugas yang berprioritas tinggi. Hal ini juga berkaitan erat dengan jiwa-jiwa yang people pleaser atau suka merasa tidak enakan pada orang lain, sebab terlalu mementingakan orang lain sampai melupakan prioritas dari kegiatan-kegiatan kita sendiri. Oleh karena itu kita mesti menyadari akan pentingnya untuk belajar berkata tidak pada orang lain.
Dengan demikian, mengetahui tanda-tanda fake productivity dapat membantu seseorang untuk lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang real productivity ssehingga bisa membantu mereka untuk mencapai tujuan dan cita-cita hidup yang mereka kehendaki. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H