Masih terlalu kuat!, mungkin ini yang kata-kata yang akan dilontarkan oleh tim-tim liga jerman Bundesliga, tak cukup tim juara bertahan Bayern Munchen yang digilas habis oleh tim asuhan Xabi Alonso, kemenangan Bayer Leverkusen terus berlanjut dengan mengalahkan tim peringkat 17, yakni Mainz 05. Â
      Dengan kemenangan ini membuat tim besutan Xabi Alonso mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Bayern Munchen yakni rekor unbeaten di Bundesliga selama 32 laga kala masih ditukangi oleh Hansi Flick di musim 2020-2021. Bayer Leverkusen menggantinya dengan rekor baru menjadi 33 laga di Bundesliga tak terkalahkan dengan statistik 29 kali menang dan 4 kali imbang.
Laga Bayer Leverkusen Vs Mainz 05 berlangsung di BayArena pada Jumat malam waktu setempat. Laga ini diakhiri dengan skor 2-1 untuk kemenangan Bayer Leverkusen.
Laga ini berjalan cukup menarik dengan jual beli serangan yang ada, ditambah lagi diwarnai dengan adanya selebrasi kelakar dari Granit Xhaka selepas ia mencetak gol. Selebrasi gol yang dilakukan xhaka bahkan membuat Alonso dan tim medis panik, lantaran selepas ia mencetakkan gol pertama bagi Leverkusen ia berjalan terpincang-pincang dan tim medis hendak berlari menolongnya, akan tetapi tanpa diduga ia malah melanjutkan jalan pincang tersebut dengan joget kaki bersama Jeremy Frimpong, wkwkwk ada-ada saja kelakuan si Xhaka.
Gol Xhaka dan selebrasinya ini tercatatkan pada menit ke-3 yang kemudian dibalas gol oleh Dominik Kohr 4 menit berselang lewat sundulannya sehingga skor imbang bertahan sampai waktu turun minum. Gol selnjutnya dicetak pada babak kedua oleh gelandang Leverkusen yakni Robert Andrich dengan tendangan jarak jauhnya dan salah antisipasi dari kiper Mainz 05 Robin Zentner.
Di akhir laga Mainz harus bermain dengan 10 pemain karena Jessic Ngankam menendang kaki Granit Xhaka yang berbuah ganjaran kartu merah. Skor bertahan hingga peluit Panjang babak kedua usai yang berbuah kemenangan bagi Bayer Leverkusen dan membuat mereka semakin kokoh di puncak dengan mengemas 61 poin di peringkat pertama unggul 11 poin dari Bayern Munchen di peringkat ke-dua.
Sementara itu Mainz mesti tertahan di peringkat 17 zona degradasi Bundesliga dengan 15 poin dari 23 pertandingan. Namun dibalik kemenangan yang diperoleh tim asuhan Alonso ia juga tidak memungkiri kalau timnya bermain dibawah level terbaiknya hingga membutuhkan blunder Robin Zentner untuk bisa memastikan menang.
Susunan Pemain Bayer Leverkusen Vs Mainz 05:Â
Leverkusen: (3-4-2-1)
L. Hradecky, Odilon, J. Tah, Tapsoba, Jeremy Frimpong, Andrich, Xhaka, Alex Grimaldo, Hoffman, Florian Wirtz, dan A. Adli.
Pemain Cadangan: Piero Hancipae, Patrick Shick, Nathan Tella, Adam Hlozek, Josip Stanisic, Borja Iglesias, Matej Kovar, Noah Mbamba, dan Gustavo Puerta.
Coach: Xabi Alonso
Mainz 05: (3-4-3)
Robin Zentner, Van den Berg, Kohr, Caci, Widmer, Barreiro, Amiri, P. Mwene, Gruda, Lee Jae-Sung, dan K. Onisiwo.
Pemain Cadangan: Jessic Ngankam, Tom K, Josuha Guilavogui, Lasse Finn R, Marco Richter, Merveille Papela, Maxim Bora Dal, dan Tim Muller.
Coach: Bo Henriksen
Statistik:
Tembakan: Leverkusen 17-13 Mainz
Tembakan Ke Arah Gawang: Leverkusen 7-5 Mainz
Penguasaan Bola: Leverkusen 67% - 33% Mainz
Operan: Leverkusen 677-340 Mainz
Akurasi Operan: Leverkusen 86%-75% Mainz
Pelanggaran: Leverkusen 14-16 Mainz
Kartu Kuning: Leverkusen 3-5 mainz
Kartu Merah: Leverkusen 0-1 Mainz
Offside: Leverkusen 2-2 Mainz
Tendangan Sudut: Leverkusen 11-2 Mainz
Man Of The MatchÂ
Man of the match pada laga ini adalah Granit Xhaka, dengan perolehan rating 4.6. Mengulas sedikit soal Xhaka, ia merupakan pemain berkebangsaan Swiss dan bermain untuk timnas Swiss juga. Pemain ini bergabung dengan Bayer Leverkusen pada musim panas lalu, ia dibeli dari Arsenal.
Fakta menarik soal Granit Xhaka ialah ketika ia bermain untuk tim utama Arsenal di 2016, The Gunners selalu gagal finish di posisi empat besar Liga Inggris Premeire League, dan tak bisa tampil di Liga Champions UEFA selama 6 musim beruntun.
Xhaka juga dikenal dengan rekor disiplin yang kurang baik, sebab banyak mengoleksi kartu kuning dan merah selama berseragam Arsenal. Ditambah Saat menjadi kapten tim di pertandingan melawan Crystal Palace pada Oktober 2019, Xhaka melakukan tindakan tidak etis, seperti memaki pendukung Arsenal. Karena macam-macam hal tersebut maka tak heran kalau Arsenal menjualnya terlebih lagi dikarenakan usianya yang sudah menginjak kepala tiga.
Namun siapa sangka di Leverkusen ia menjadi pemain yang begitu berpengaruh di lini tengah De Werkself. Permainannya memberikan kontribusi yang berarti bagi pencapaian Leverkusen saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H