Mohon tunggu...
Rahmi H
Rahmi H Mohon Tunggu... Guru - Peskatarian

Ngajar | Baca | Nulis Kadang-Kadang Sekali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cokelat, Bunga, dan Doa, Sepotong Renungan di Hari Guru

25 November 2020   21:34 Diperbarui: 26 November 2020   01:26 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semoga Bapak/Ibu Guru lebih tabah menghadapi murid zaman now"

Tulisan itu terpampang di selembar kertas yang digantung pada seikat balon udara. Ada juga beberapa tulisan lainnya, semuanya berisi doa-doa, harapan serta unek-unek para siswa yang mereka tulis sendiri.

Balon udara itu sedianya akan dilepas oleh bapak kepala sekolah, seusai upacara peringatan hari guru.

Pagi itu, suasana sekolah cukup ramai, anak-anak menyiapkan begitu banyak pernak-pernik berwarna warni, buket bunga bertuliskan ucapan selamat hari guru disertai doa dan harapan, dengan niat buket itu akan diberikan kepada wali kelas mereka masing-masing. Ada tangkai-tangkai mawar plastik berpita metalik, ditempeli kartu bertuliskan puja puji bagi guru. Ada pula cokelat aneka rasa dibalut pita berwarna dan doa-doa disecarik kertas.

Upacara usai, balon udara diterbangkan bersama segenap doa-doa dan harapan. Buket bunga, tangkai mawar dan cokelat dibagi-bagikan oleh siswa kepada seluruh guru kesayangan, seulas senyum, kecup hangat dan peluk mesra tak lupa mereka haturkan sembari berucap "selamat hari guru".

Sejenak suasana menjadi haru, beberapa siswa melantunkan lagu Terpujilah Guru. Ucapan terima kasih paling tulus datang dari para guru, untuk siswa-siswa yang tak henti menghadiahi mereka dengan cokelat dan bunga. Hari itu segenap warga sekolah berbahagia, tak ada pembelajaran, hanya ada canda tawa, foto bersama dan luapan rasa gembira dari semua yang ada. Itu terjadi di 25 November 2019 tahun lalu.

Kini, tak ada perayaan semacam itu, sekolah sepi, hanya beberapa siswa yang terkadang datang untuk kepentingan praktek dan administrasi. Pandemi telah mengubah banyak hal. Doa-doa tahun lalu seperti menemui ijabahnya di tahun ini. Doa tentang ketabahan menghadapi murid zaman now.

Sebab pandemi, komunikasi dan pembelajaran dilakukan hanya melalui aplikasi, dengan mengandalkan jaringan internet yang terkadang pas-pasan, bahkan beberapa guru harus rela bertandang ke rumah siswa demi memberi pelajaran.

Di sekolah, guru-guru menjadi seperti pengangguran tak bermakna, mereka hadir sekadar memenuhi tugas administrasi, pembelajaran tatap muka bagi mereka masih sangat berguna dan menyimpan makna, sehebat apapun teknologi yang digunakan saat ini.

Ada kerinduan mendalam pada situasi ketika guru berdiri di depan kelas, menjelaskan materi ajar, sesekali tertawa, menegur siswa yang usil bahkan memarahi mereka yang kadang-kadang lupa diri dan cenderung kurang ajar.

Teknologi memang belum bisa menggantikan keintiman yang tercipta antara guru dan siswa, ketika mereka berinteraksi di dalam kelas, bertegur sapa di koridor sekolah, bahkan berkisah dan berkeluh kesah di ruang BK (Bimbingan Konseling).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun