Menyadari bahwa kita hanya pembaca, dan buku yang kita baca hanyalah tulisan dari seseorang yang memiliki pikiran yang berbeda dengan kita, adalah penting, ditengah kondisi yang memungkinkan banyak kalangan melahirkan jenis dan tema bacaan yang amat beragam. Agar kita tidak terjebak pada satu tema yang tanpa kita sadari diciptakan untuk mempengaruhi jenis pengetahuan kita. Tetaplah menjadi diri kita sendiri dengan selalu membangun jarak antara bacaan dan pikiran kita, dengan demikian, semoga kita benar-benar memahami tentang, "Apa Yang Kita Baca"?.
Tulisan ini, saya peruntukan bagi seseorang yang bukunya saya pinjam, dan saya benar-benar lupa bahwa saya pernah meminjamnya, benar-benar lupa. Hingga saya mati-matian membantah meski ditengah keraguan dan tekanan bahwa buku itu tak ada pada saya.  Tapi, sifat pelupa saya bukan pengaruh dari bacaan-bacaan saya, itu murni kekurangan saya. Dari jeleknya ingatan, Dari batin terdalam diri, Beribu maaf tulus saya haturkan.
Hehehe.. Semoga Berkenan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H