Hidup tidak lepas dari sebuah sudut pandang. Ada seseorang yang malu menjadi seorang pedagang ketika melihat teman-temannya berkerja sebagai orang kantoran.Â
Ia berpikir bahwa menjadi pegawai kantor itu enak, selalu memakai baju bagus, ruang kerja dengan AC disudut-sudutnya, gaji tetap, dipandang tinggi oleh sebagian masyarakat hingga begitu mudahnya meyakinkan calon mertua untuk meminang anaknya.
Seorang pedagang tersebut tidak pernah tahu betapa susahnya pegawai kantor tersebut untuk mendapatkan pekerjaan-nya. Kesana-kemari dengan pakaian putih hitam menjajakan CV dan berkas riwayat hidup dalam sebuah amplop coklat ke setiap perusahaan yang ia temui. Memenuhi setiap panggilan interview yang belum tentu menjadi rejeki.
Berkerja di dalam kantor pun tidak seenak yang dibayangkan. Mungkin si pedagang belum pernah merasakan skorsing dari perusahaan, berdampingan dengan rekan kerja penjilat dan cari muka, senior yang semena-mena hingga bos atau manager yang suka marah-marah.
Dilain sisi dan sudut pandang seorang pegawai kantoran merasa kehidupan sebagai pedagang adalah kehidupan yang ideal. Ia merasa "Wah enak ya jadi pedagang tiap hari pegang uang." Waktu kerjanya bebas, gak ada yang mengekang hingga ia berpikir uang bisa mengalir begitu deras.
Sebelum itu si pegawai kantoran itu harus tahu bahwa menjadi seorang pedagang tidak juga bisa menjadi sebuah kehidupan yang ideal. Menjadi seorang pedagang tak hanya butuh modal uang juga butuh modal mental yang kuat, setiap hari berhadapan oleh untung dan rugi, mewujudkan setiap keinginan dari pelanggan hingga memikirkan kesejahteraan para rekanan.
Berdagang bukanlah tempat untuk seseorang yang mencari kehidupan ideal tetapi untuk seseorang yang suka mencari tantangan.
Apapun sudut pandang yang kita lihat dari kehidupan seseorang pasti kita hanya akan melihatnya dari sisi ter-enak-nya saja tanpa tahu ada sisi ter-pahit dari kehidupan seseorang tersebut.
Mungkin bersyukur adalah cara terbaik untuk menikmati apa yang ada dan apa yang dimiliki sekarang.
Hidup tidak lepas dari sudut pandang, ada baik ada buruk, ada putih maka akan selalu ada hitam yang menyertai.