izinkan aku menyentuh pipimu untuk yang terakhir kali
Rasakanlah getar yang sedang menyerang
Getaran dendam dan rindu kesumat
Kebencian dan cinta yang medalam
Kau balas penghianatan yang menghujam
Yega benar dirimu mengkhianati
Kesucian cinta yang berbuah ranum
Kau lukai aku dengan kebuasan harimau tutul
Kau ancam aku dalam cakarmu
Dan taring drakula singa lapar
Haruskah kutuntaskan kerinduanku
Melalui arak arakan jenazah kekasih
Disaat nafas diambil yang empunya
Hanya dengan satu hempasan itu
Disaat kiamat disekitarmu
Siapa yang akan kau cari
Hanya aku yang kau cintai
Namun kau tak bias membedakan cinta
Dan kebrutalan nafsu hausmu menahun
satu jam pun tak bisa kupenuhi bersamamu
Kamu sungguh-sungguh hilang. Tanpa kabar, alamat dan berita
Menyesal aku mencari
Sia sia kusisakan kerinduan untuk pengkhianat
Waktu diam membiarkan kita dengan kisah seperti ini
Sakitku takkan benar-benar sembuh
Kalu lukai aku tepat menusuk ulam jantung kehidupanku
Kau tinggalkan aku pada saat nyawaku meregang
Disaat sakaratul maut menjemput
Kau kirim burung nazar dan kepala kucing
Dalam balada drama yang kaurangkai dengan koboy Tong setan
Bukan kehendakku membiarkan kita dengan kisah seperti ini
Kau sendiri yang terbawa arak arakan etalase sunyi
Malam kau fitnah aku dalam batal kumal mantra mantra nenek sihir
Kau takuti aku dengan harimaumu
Kau ancam aku dengan tajinya
Pengkhiantan cinta masih kau nyanyikan
Aku menyesal, dan telah memilih cinta setelahmu
Aku telah terbentur pada takdir
Aku bertem jin jahat yang mencintaiku
Disaat aku tak lagi mengenal cinta
Inilah aku yang dulu.
Yang tak pernah secuilpun
Pernah punya kesempatan memilikimu
Cinta lapuk dimakan umur
Izinkan aku merindukanmu
Dan masih merindukanmu
meski dengan sebentuk rindu yang terbatas
puisi untuk  pengkhianatÂ
tawangredjo,12-1-2017