Akhir-akhir ini tengah ramai sekali dengan salah satu kajian yang dibawakan oleh seorang pendakwah terkenal FOMO Atau FOMO? Mengupas Motivasi di Balik Antusiasme Jamaah Kajian Ustadz Hanan Attaki
bernama Ustadz Hanan Attaki. Beliau adalah seorang pendakwah yang sangat terkenal dikalangan generasi muda karena pembawaan dakwahnya yang memotivasi jamaahnya untuk memperbaiki diri. Kajian demi kajian yang ia bawakan di berbagai daerah pasti selalu ramai dan penuh akan kouta yang disediakan. Tak hanya kaum hawa saja yang mengikuti kajiannya, tetapi kaum adam juga antusias untuk mengikuti kajian tersebut. Di media sosial, Ustadz Hanan Attaki terkenal dengan kajiannya tentang permasalahan hati, rezeki, kehidupan, dan lain sebagainya. Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul seperti apakah motivasi utama para jamaah ini semata karena kehausan akan ilmu agama, ingin bertaubat, atau hanya sekedar FOMO (Fear Of Missing Out) semata?
 Ketakutan akan kehilangan moment atau FOMO menjadi salah satu hal yang tidak bisa dihindari di era sekarang ini. Terlihat sangat jelas pada tingginya antusiasme para kaum muda untuk menghadiri kajian yang ada di daerah yang sudah direncanakan. Tak hanya kajian secara langsung, tetapi juga kajian secara daring pun kaum muda banyak sekali yang mengikutinya. Sebagai salah satu pendakwah yang populer dikalangan generasi muda, Ustadz Hanan Attaki memiliki daya tarik tersendiri, yang mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendekatannya dalam berdakwah, manajemen pengelolaan, hingga kemauan jamaah untuk mengikuti tren yang sedang berlangsung. Dalam opini lepas ini, kita akan mengupas mengenai motivasi di balik antusiasme jamaah kajian Ustadz Hanan Attaki.
Prinsip Dakwah yang Sesuai Zaman
      Ustadz Hanan Attaki dikenal dengan cara pembawaan dakwahnya yang kreatif dan kontekstual, menyesuaikan dengan perilaku kaum muda. Pemilihan bahasa, gaya komunikasi yang santai, serta topik-topik yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada setiap orang membuat kajiannya mudah diterima di kalangan kaum muda. Dari sini, terlihat jika prinsip dakwah islam yang sejalan dengan apa yang Ustadz Hanan Attaki yaitu menyeru umat dengan cara yang baik, menyentuh hati, dan membangun relasi.
      Dalam kacamata dakwah, antusias para jamaah bisa dilihat positif selama motivasi di baliknya adalah untuk memperbaiki diri, bukan hanya untuk mengikuti tren tanpa mendalami isi dari kajian yang disampaikan. Prinsip dakwah dalam islam semestinya mengutamakan niat yang ikhlas dan keikhlasan dalam mendapat ilmu sebagai bentuk ibadah. Ketika jamaah didorong oleh keinginan yang ikhlas untuk menuntut ilmu, maka semangat mereka ditunjukkan kepada komitmen jangka panjang dalam ibadah dan pembenahan akhlak.
Pengelolaan Manajemen yang Realistis
Dalam hal manajemen, kajian Ustadz Hanan Attaki tersusun dengan baik, mulai dari penyebaran informasi di media sosial, konsep acara, hingga dokumentasi yang tersebar di media sosial. Kemudahan akses ini memicu keterikatan emosional jamah, yang merasa selalu terhubung dengan kajian dakwah. Ini merupakan bentuk konsep dakwah yang efektif, dimana konten dan plan kajian yang tersedia dan tersebar dengan gampang.
Dari segi manajemen, manajemen yang realistis ini membantu menjaga keterlibatan jamaah yang datang dari berbagai latar belakang. Di satu sisi, manajemen kajian yang terarah menumbuhkan loyalitas, karena jamaah merasa diperhatikan dan dihargai.
Peran FOMO dalam Konteks Umat Islam
      Beberapa FOMO  bisa menjadikan motivasi awal bagi sebagian jamaah Ustadz Hanan Attaki, ada efek jika motivasi ini menjadi sekedar ambisi untuk melengkapi kebutuhan sosial atau eksistensi pribadi. Namun, perlu untuk diperhatikan bahwa islam mengingatkan umatnya untuk sukarela dalam beramal, termasuk dalam menuntut ilmu. Ketika motivasi yang menjadi pilar antusiasme ini lebih karena keinginan untuk merasa tidak tertinggal tren, perlu dilakukan perbaikan agar niat dalam menuntut ilmu tetap pada jalan keikhlasan.
      Bagi para penyelenggara kajian dan tokoh yang terlibat dakwah, mengenali fenomena FOMO ini penting agar mereka dapat menselaraskan pendekatan yang dapat menginspirasi, dengan mengingatkan terus tentang pentingnya niat yang ikhals terhadap para jamaah. Ini merupakan tentangan tersendiri dakam manajemen dakwah kontemporer, terutama di era media sosial dimana eksistensi sering kali mejadi faktor utama di balik antusiasme.
Relasi antara Jamaah dan Penceramah
Keakraban yang terjalin antara jamaah dan Ustadz Hanan Attaki adalah salah satu faktor yang membuat hubungan ini kuat. Selain menjadi penceramah, Ustadz Hanan juga menjadi sosok yang dekat dengan jamaah dan membahas masalah yang dihadapi banyak anak muda Muslim. Metode individu ini menghasilkan ikatan emosional yang memperkuat jamaah dengan kegiatan penelitian. Ini juga menunjukkan bahwa dakwah yang efektif adalah yang mampu merangkul, memahami, dan berbicara dalam bahasa yang sama dengan orang yang dia dakwahkan.
Aspek Positif dan Tantangan
Antusiasme jamaah ini membuka banyak peluang dakwah, tetapi juga ada tantangan. Di satu sisi, ini menunjukkan bahwa generasi muda mengalami kebangkitan spiritual. Namun, masalahnya adalah bagaimana para pengelola dan penceramah dapat mempertahankan semangat ini tanpa terjebak dalam sekadar "tren dakwah". Pengelola dakwah harus memastikan bahwa setiap program yang dijalankan tidak hanya menarik, tetapi juga benar-benar berisi dan membawa nilai edukatif yang bermanfaat yang akan bertahan dalam jangka panjang.
FOMO, sebuah fenomena yang diamati oleh jamaah kajian Ustadz Hanan Attaki, merupakan gambaran dari keinginan generasi muda untuk terlibat dalam hal-hal yang dianggap penting. Fenomena ini memberikan sinyal positif untuk kemajuan dakwah di masa depan selama antusiasme ini didorong oleh keinginan tulus untuk belajar dan mendekatkan diri pada Allah. Ini adalah kesempatan bagi penceramah dan pengelola kajian untuk merancang dakwah dengan cara yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga membina karakter dan komitmen pada nilai-nilai Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H